Profil Saleh Al Arouri Pembesar Hamas yang Dibunuh Israel di Lebanon

Kematian Saleh Al Arouri membuat kemungkinan damai dengan Israel semakin kecil.

Antara
Wakil Pemimpin Hamas Saleh Al-Arouri (kanan) dan mantan menteri luar negeri Iran Ali Akbar Velayati dalam foto bertanggal 21 Oktober 2017. (Sayyed Mahmoud Hosseini/Tasnim News Agency via Wikimedia Commons)
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Selasa (2/1) memastikan bahwa wakil ketua mereka, Saleh Al Arouri, telah dibunuh oleh Israeli dalam sebuah serangan ke Beirut yang menjadi ibu kota Lebanon.

Baca Juga


Riwayat pemimpin Hamas itu. Lahir di kota Arura dekat kota Ramallah di Tepi Barat pada 1966, Salah Mohammed Suleiman Arouri menyelesaikan bangku sekolah dasar dan menengah di kota itu sampai 1984.

Pada 1992, dia menyelesaikan kuliah di Universitas Hebron di bagian selatan Tepi Barat dan lulus sebagai sarjana Syariat Islam.

Dia sudah bergabung dengan Ikhwanul Musilimin sejak menjadi mahasiswa Universitas Hebron pada 1985.

Setelah gerakan Hamas dibentuk pada akhir 1987 oleh para pemimpin Ikhwanul Muslimin, Arouri pun bergabung dengan gerakan ini.

Tentara Israel memenjarakan Arouri dari 1990 sampai 1992 karena keterlibatan dalam Hamas, tanpa proses peradilan.

Arouri dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade Al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas.

Antara 1991 dan 1992, dia mendirikan sel militer Hamas di Tepi Barat. Pada 1992, tentara Israel kembali menangkap dia untuk kemudian dijatuhi hukuman penjara 15 tahun karena mendirikan sel Brigade Al Qassam di Tepi Barat.

Dia dibebaskan pada 2007, tapi kemudian ditangkap lagi dan dijebloskan ke penjara sampai 2010. Mahkamah Agung Israel kemudian memvonis dia bebas tapi diasingkan dari Palestina.

Dia kemudian dideportasi ke Suriah dan tinggal di sana selama tiga tahun sebelum berkelana ke sejumlah negara sampai terakhir di Lebanon hingga dibunuh Israel pada 2 Januari 2024.

Arouri adalah salah seorang juru runding Hamas saat pertukaran tawanan Palestina-Israel pada 2011 ketika serdadu Israel bernama Gilad Shalit dibebaskan yang dipertukarkan dengan 1.027 warga Palestina yang dipenjarakan Israel.

Pada 31 Juli 2021, Arouri terpilih kembali sebagai wakil ketua biro politik Hamas untuk kedua kalinya. Dia juga ditunjuk sebagai pemimpin Hamas di Tepi Barat.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Pada 25 Oktober 2023, surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, menyebutkan bahwa enam pemimpin Hamas, termasuk Arouri, berada dalam bidikan Israel.

Sementara itu, The Times of Israel mengungkapkan Arouri sudah bertahun-tahun diincar oleh Israel.

Dia tewas setelah Israel menyerangnya di sebuah sudut kota Beirut di Dahiyeh. Menurut kantor berita Lebanon, National News Agency, serangan itu dilakukan dengan menggunakan drone.

Pemerintah Israel menolak mengomentari peristiwa pembunuhan ini, namun sejumlah pejabat Amerika Serikat yang meminta namanya tidak disebutkan, berkata kepada New York Times dan Washington Post bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan pemimpin Hamas ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler