ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Dua Ledakan di Iran
Iran berjanji akan membalas serangan mematikan sejak revolusi 1979 itu.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai ratusan lainnya di upacara peringatan Qassem Soleimani di makam mantan komandan Garda Revolusi Iran itu. Soleimani yang memimpin Pasukan Quds tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) pada 2020.
Dalam pernyataannya yang dirilis di aplikasi kirim-pesan Telegram, ISIS mengatakan dua anggotanya meledakan sabuk bom mereka di massa yang berkumpul di makam di selatan Kota Kerman, Iran, Rabu (3/1/2024). Teheran menyalahkan ledakan itu pada teroris.
BACA JUGA: Niat Sholat Jumat Makmum Lengkap dengan Wirid dan Doa
Teheran sudah berjanji akan membalas serangan mematikan sejak revolusi 1979 itu. Dua ledakan itu melukai 284 orang termasuk perempuan dan anak-anak.
Sebelumnya kantor berita Iran, IRNA mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan ledakan pertama disebabkan aksi bom bunuh diri. Kerman adalah kampung halaman Soleimani yang memimpin operasi militer Iran di luar negeri.
"Penyebab ledakan kedua kurang lebih sama," kata sumber tersebut seperti dikutip IRNA.
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan teroris pengecut di Kerman dan menyampaikan duka cita pada keluarga korban dan pemerintah Iran. Stasiun televisi Iran menayangkan laporan massa berkumpul di puluhan kota di seluruh Iran, termasuk Kerman.
Kematian untuk Israel....
"Kematian untuk Israel, Kematian untuk Amerika," kata massa dalam aksi mereka.
Media pemerintah melaporkan pihak berwenang Iran menyerukan unjuk rasa massal. Ketika pemakaman dua ledakan itu digelar.
Korps Garda Revolusi menggambarkan serangan itu sebagai serangan pengecut yang bertujuan menciptakan ketidakamanan dan balasan dendam terhadap kecintaan dan pengabdian bangsa yang mendalam kepada Republik Islam (Iran).
BACA JUGA: Doa Memohon Kemudahan Saat Menghadapi Kesulitan
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam serangan itu sebagai kejahatan tak manusiawi dan keji. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei berjanji membalas serangan tersebut.
Pada 2022 ISIS juga mengklaim serangan mematikan ke tempat suci syiah di Iran yang menewaskan 15 orang. Sebelumnya, kelompok itu juga melakukan serangan bom ke parlemen Iran dan makam mantan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini pada 2017.
Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatan mereka dalam dua ledakan pekan ini. Washington juga membantah Israel terlibat dalam serangan tersebut. AS mengatakan berdasarkan serangan mematikan serupa ledakan itu tampaknya serangan teroris ISIS.