Mandiri Sekuritas: Literasi Penting untuk Tingkatkan Investor Syariah
Literasi keuangan syariah Indonesia sebesar 9,14 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan aspek literasi berperan sangat penting untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal syariah Indonesia.
Dia mengatakan pihaknya akan terus berperan aktif dalam menjalankan berbagai literasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan para calon investor, sehingga industri pasar modal syariah Indonesia akan terus bertumbuh di masa mendatang.
“Kami coba untuk push semaksimal mungkin, literasi kami yang ngerti syariah kecil sekali. Melihat potensinya, makin banyak kami lakukan literasi,” ujar Oki susai Peluncuran Kerja Sama Mandiri Sekuritas dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Dalam kesempatan ini, Mandiri Sekuritas berkolaborasi dengan BSI memfasilitasi nasabah BSI untuk berinvestasi di pasar modal syariah dan melakukan pembukaan Rekening Efek Syariah secara online melalui Mandiri Online Securities Trading (MOST).
“Kolaborasi Mandiri Sekuritas dan BSI merupakan wujud komitmen untuk mengembangkan ekosistem investasi syariah digital di Indonesia, dimana nasabah dan masyarakat memiliki akses berinvestasi di pasar modal syariah yang lebih luas,” ujar Oki.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur BSI Hery Gunardi mengapresiasi kerja sama ini, yang menandai BSI sebagai full-fleged bank syariah pertama di Indonesia yang meluncurkan Rekening Dana Nasabah (RDN) online syariah.
“Kami optimis sinergi ini dapat memperkuat dan memperdalam industri keuangan syariah di Tanah Air, sehingga mimpi besar kita untuk menjadikan Indonesia sebagai episentrum keuangan syariah dunia secara bertahap dapat diwujudkan,” ujar Hery.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan pasar modal Indonesia sebesar 4 persen dan inklusi sebesar 5,19 persen. Sementara itu, literasi keuangan syariah Indonesia sebesar 9,14 persen dibandingkan dengan literasi keuangan konvensional yang mencapai 49,6 persen.