Kisah Umar yang Menangis karena Nasihat Rakyat Kecil
Umar bin Khathab, pemimpin yang kuat, menangis mendengar nasihat rakyat kecil.
Umar dan Perempuan Tua
Suatu siang, seperti biasanya Umar bin Khathab berjalan mengelilingi Kota Madinah. Kali ini Umar ditemani salah seorang sahabatnya, Ma’la bin Al Jarud. Mereka berpapasan dengan seorang perempuan tua.
Wanita tua itu menyapanya; “Wahai Umar, dulu kami mengenalmu di pasar ‘Ukadz sebagai Umair (Umar kecil), lalu menjadi Umar (pemuda yang perkasa) dan kemudian saat ini menjadi Amirul Mukminin. Perhatikanlah keadaan manusia di sekelilingmu. Barang siapa takut kepada Allah, perjalanan hidup yang jauh akan terasa dekat olehnya dan orang yang takut pada kematian ia akan khawatir bila hidupnya berakhir sia-sia.”
Baca Juga: Umar yang Perkasa, tak Berkutik di Hadapan Orang Ini
Umar sosok sahabat yang masyhur dengan kegagahan dan keberaniannya itu mendadak menangis. Air matanya berurai, seolah ia dihadapkan pada sebuah peristiwa memilukan. Ibnu al Jarud terkejut. Belum pernah ia melihat Umar takluk pada seseorang, walaupun seberingas dan sekuat apa pun orang yang dihadapinya. Namun kali ini ia tunduk mendengar perkataan seorang wanita tua.
Ibnu Al Jarud meminta wanita tua itu berhenti berbicara keras pada Amirul Mukminin. Tapi, Umar mencegahnya, “Tahukah engkau siapa dia? Dia adalah Khaulah binti Tsa’labah, perempuan yang didengar pengaduannya oleh Allah Swt. Demi Allah jika ia berdiri hingga malam, akan aku dengarkan perkataannya kecuali waktu shalat.”
Kisah di atas menunjukkan kerendahhatian seorang pemimpin. Bukan karena dia tidak berkompeten. Umar, sang penakluk Syam dan Persia, bahkan sudah dijamin masuk surga, masih mendengarkan nasihat dari seorang perempuan tua dari golongan rakyat kecil tanpa bersikap sombong maupun membanggakan diri. Kemiskinan dan kelemahan perempuan tua itu tidak membuat Umar menolak nasihat dan keluhannya.
Rakyat kecil yang hina di mata manusia sejatinya adalah kunci kemenangan dan kesuksesan sebuah negara. Doa-doa mereka akan lebih mustajab dan pada diri mereka terbuka kunci amal sedekah yang tak ternilai harganya.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya engkau sekalian diberi kemenangan karena berkat orang-orang lemah (di antara) kamu.” Beliau bila hendak berperang, selalu mengumpulkan orang-orang yang lemah untuk berdoa kepada Allah demi kemenangan pasukan Islam.
Menurut Islam semua lapisan masyarakat adalah pemain dalam kehidupan beragama. Islam tidak pernah memilah antara anggota masyarakat. Semuanya dituntut ikut andil atas kemajuan Islam semampu yang ia miliki dan menurut posisinya masing-masing. Kemuliaan hanyalah bagi orang-orang yang paling bertakwa kepada Allah, tanpa melihat tahta dan harta mereka.
Umar bin Khathab, yang kuat dan perkasa, pemimpin yang sangat adil, masih mau mendengarkan nasihat dari rakyat kecil, orang-orang tertindas dan lemah. Begitulah harusnya watak dan perilaku seorang pemimpin. (syahruddin el fikri/sajada.id/rumah berkah)
Artikel Terkait:
Umar yang Gagah Perkasa, tak Berkutik di Hadapan Orang Ini
Kisah Pertobatan Malik bin Dinar
Demi Ali, Malaikat Mikail Menahan Matahari