Tak Ciut, Houthi Ancam Balas Serangan AS dan Inggris ke Yaman

AS meluncurkan 73 serangan ke wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

EPA-EFE/OSAMAH YAHYA
Tentara Houthi.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Kelompok Houthi mengatakan, serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke Yaman membunuh sedikitnya lima orang dan melukai enam lainnya. Houthi menegaskan, mereka akan membalas serangan tersebut.

Baca Juga


“Musuh Amerika dan Inggris memikul tanggung jawab penuh atas agresi kriminalnya terhadap rakyat Yaman, dan hal ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tidak dihukum,” kata juru bicara militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree dalam sebuah pernyataan video, Jumat (12/1/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Dia mengungkapkan, AS dan Inggris meluncurkan 73 serangan ke lima wilayah yang dikendalikan Houthi, termasuk ibu kota Sanaa. Namun Saree tidak menjelaskan situs atau fasilitas milik Houthi apa saja yang terdampak serangan AS dan Inggris.

Sementara itu juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan, tidak ada pembenaran atas serangan AS dan Inggris ke negaranya. Dia menegaskan bahwa kejadian itu tidak akan menghentikan Houthi menyerang kapal-kapal dagang milik atau menuju pelabuhan Israel yang melintasi Laut Merah.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya meluncurkan serangan ke Yaman karena kelompok Houthi yang berbasis di negara tersebut telah membahayakan personel AS, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah.

Dia menekankan, AS tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kepentingannya. “Serangan (ke Yaman) ini merupakan respons langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Jumat.

“Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” kata Biden menambahkan.

Dia mengungkapkan, serangan ke sejumlah titik di Yaman yang menargetkan fasilitas Houthi dilakukan AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, serta Belanda. Biden menegaskan, dia tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut terhadap Houthi.

 

 

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga telah merilis pernyataan terkait serangan yang dilakukan negaranya bersama AS ke Yaman. Sunak mengungkapkan, meskpun ada peringatan internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah.

Tidak hanya membidik kapal dagang, tapi juga kapal perang Inggris dan AS pekan ini. “Hal ini tidak bisa dibiarkan. Inggris akan selalu membela kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas,” ucapnya dalam pernyataan yang dirilis Jumat pagi, dikutip Anadolu Agency.

“Oleh karena itu kami telah mengambil tindakan yang terbatas, perlu dan proporsional untuk membela diri, bersama dengan Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada dan Bahrain terhadap sasaran yang terkait dengan serangan ini, untuk menurunkan kemampuan militer Houthi dan melindungi pelayaran global,” kata Sunak menambahkan.

AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, pada Kamis (11/1/2024) malam. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan pada Kamis malam, militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.

“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin.

Sejak pertengahan 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. 

Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman.

Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

Pada 18 Desember 2023 lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian (OPG). Dia mengatakan, OPG dibentuk sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Negara-negara yang tergabung dalam satgas maritim OPG antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

Sementara itu, kelompok Houthi menyampaikan, pembentukan satgas maritim oleh AS dan sekutunya tidak akan mengubah sikap serta dukungan mereka untuk Palestina. “Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut dibentuk atau tidak,” kata Juru Bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, kepada Reuters, 19 Desember 2023 lalu. 

 

 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler