Sholat Terus Maksiat Jalan? Ingat Pesan Ulama Besar Ini

Sholat lima waktu adalah wajib hukumnya bagi setiap Muslim.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi
Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Sholat lima waktu adalah wajib hukumnya bagi setiap Muslim, begitu pun juga wajib hukumnya dengan sikap meninggalkan diri dari maksiat. Sehingga ketika salah satunya saja yang dikerjakan secara rajin dan istiqomah, maka sesungguhnya orang tersebut merugi. 

Baca Juga


Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Az-Zawajir an Iqtiraf Al-Kabair menjelaskan, orang yang menampakkan keshalihannya (baik itu mengerjakan sholat, puasa, dan zakat) namun masih mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah, maka ia tetap tidak terhindar dari ganjaran, yakni diganjar dosa. 

Sebab menurut Imam Ibnu Hajar, maksiat yang dilakukan orang yang rajin sholat itu merupakan pertanda runtuhnya ketakwaan dan rasa takutnya kepada Allah SWT. Jika seorang Muslim rajin sholat tapi masih melakukan maksiat secara sembunyi-sembunyi dipenuhi rasa penyesalan, Syekh Muhammad Al-Mukhtar mengatakan bahwa orang tersebut bukanlah orang yang menantang Allah. 

Tapi perbuatan maksiatnya tidak dibenarkan, artinya dibutuhkan pertaubatan dan tidak mengulanginya kembali. Pada hakikatnya, fungsi sholat sendiri pun dapat menghindarkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Ankabut penggalan ayat 45 berbunyi, “Inna as-shalata tanha anil-fahsya-i wal-munkari." Yang artinya,  “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar."

Doa agar tidak mengulangi maksiat

Agar senantiasa istiqomah dalam meninggalkan hal-hal maksiat, maka umat Islam dianjurkan untuk berdoa dan memohon petunjuk dari Allah. Berikut adalah doa agar tidak mengulangi kemaksiatan yang bersumber dari Alquran, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 8:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahablana min landunka rahmatan innaka anatal wahhab."

Yang artinya, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia."  

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler