Ada Adab Batin dan Lahir Saat Membaca Alquran
Ada adab tersendiri bagi orang-orang yang membaca Alquran.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada adab tersendiri bagi orang-orang yang membaca Alquran sebagai Kitab Suci dan wahyu Ilahi. Adab itu sudah diatur dengan sangat baik, untuk penghormatan dan keagungan Alquran maka setiap orang harus berpedoman kepada adab itu dalam mengerjakannya.
Imam Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali atau yang dikenal sebagai Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjelaskan dengan gamblang bagaimana hendaknya tata cara atau adab membaca Alquran.
Imam Al Ghazali telah membagi adab membaca Alquran menjadi adab yang mengenai batin, dan adab yang mengenai lahir.
Adab yang mengenal batin itu, diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati di kala membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Dengan demikian, kandungan Alquran yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubarinya.
Kesemuanya ini adalah adab yang berhubungan dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa. Sebagai contoh Imam Al Ghazali menjelaskan, bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Alquran ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat (ayat-ayat Alquran) itu. Dia harus yakin dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tapi adalah kalam Allah Azza wa Jalla. Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Alquran itu sendiri.
Sebagaimana yang diriwayatkan Ikrimah bin Abi Jahal, sangat gusar hatinya jika melihat lembaran-lembaran yang bertuliskan Alquran berserak-serak seolah-olah tersia-sia, lalu ia memungutnya selembar demi selembar, sambil berkata, "Ini adalah kalam Tuhanku! Ini adalah kalam Tuhanku, membesarkan kalam Allah berarti membesarkan Allah."
Adapun mengenai adab lahir dalam membaca Alquran, selain didapati di dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga banyak terdapat di dalam kitab-kitab lainnya. Misalnya dalam kitab Al-Itqan yang ditulis Al Imam Jalaluddin As-Suyuthi tentang adab membaca Alquran itu diperincinya sampai menjadi beberapa bagian.