Kisah Saudagar Berhenti Dagang untuk Fokus Ibadah, Malah Ditegur Sufi

Karena dia telah melihat keagungan Allah dan keluasan rezeki yang diberikan-Nya.

MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kisah menarik tentang Ibrahim bin Adham yang tentu dapat dipetik hikmahnya. Kisah ini berawal ketika dia ada dalam perjalanan untuk melakukan aktivitas perdagangan.

Saat itu, Ibrahim bin Adham dikenal sebagai seorang saudagar besar. Ibrahim bin Adham lahir di tengah komunitas orang Arab Kota Balkh, daerah Khurasan timur (kini bagian dari Afghanistan). Dia sezaman dengan generasi tabiin dan merupakan keturunan Umar bin Khattab.

Baca Juga


BACA JUGA: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat Arab, Latin, dan Terjemahan

Dikutip di Al Watan, suatu ketika, di tengah perjalanan kafilah dagangnya, Ibrahim bin Adham menemukan seekor burung yang sayapnya patah. Dia pun menghentikan perjalanannya. Kemudian dia berkata:

 والله لأنظرن من يأتي له بطعامه، أم أنه سيموت

"Demi Allah, aku akan melihat siapa yang akan membawakan makanan untuk burung ini, atau ia akan mati."

Ibrahim pun berhenti dengan perlahan-lahan. Setelah itu, seekor burung datang dan memberi makan kepada burung yang sedang sakit itu. Burung yang baru datang ini memasukkan mulutnya ke dalam mulut burung yang sakit itu, untuk memberi makan.

Melihat hal tersebut, Ibrahim memutuskan berhenti dagang untuk fokus beribadah. Karena dia telah melihat keagungan Allah dan keluasan rezeki yang diberikan-Nya.

Apa yang telah diputuskan oleh Ibrahim...

Apa yang telah diputuskan oleh Ibrahim dan dilakukannya itu kemudian diketahui oleh Abu Bakar Asy Syibli. Mendengar ihwal aktivitas yang dilakukan oleh Ibrahim, Asy Syibli pun mendatanginya.

Asy Syibli berkata:

 ماذا حدث لتترك تجارتك وتجلس في بيتك هكذا؟

"Apa yang terjadi pada dirimu sampai berhenti dagang dan duduk di rumah seperti ini?"

Lalu, Ibrahim bin Adham menceritakan apa yang terjadi pada seekor burung yang dilihatnya di tengah perjalanan dagang.

Mendengar cerita itu, Asy Syibli berkata:

يا إبراهيم، لم اخترت أن تكون الطائر الضعيف ولم تختر أن تكون من يطعمه؟

"Wahai Ibrahim, mengapa kamu memilih menjadi burung yang lemah dan bukan (burung) yang memberi makan?"

Abu Bakar Asy Syibli atau Dalfu bin Jahdar Asy Syibli adalah tokoh makrifat kepada Allah SWT yang terkenal dengan doa-doanya. Isi munajat dan permohonan ampun dari Asy Syibli ditulis oleh Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya, Nashaih Al-Ibad.

Ada satu hadits yang menurut Asy Syibli jika diamalkan, maka sudah cukup dalam hidup seseorang. Berikut haditsnya:

 اعمل لدنياك بقدر مقامك فيها واعمل لاخرتك بقدر بقائك فيها واعمل لله بقدر حاجتك اليه واعمل للنار بقدر صبرك عليها

"Bekerjalah untuk duniamu sekadar mana engkau akan tinggal di dalamnya. Dan beramallah untuk akhiratmu sekadar mana engkau akan berada di sana. Dan beramallah karena Allah ta'ala, sekadar mana engkau berhajat kepada-Nya. Dan buatlah amalan yang akan memasukkan engkau ke dalam api neraka, sekadar mana engkau sabar menahan siksaannya." (Hadits ini tercantum dalam Ayyuhal Walad karya Imam Ghazali)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler