Lemahkan Houthi, Inggris akan Lanjutkan Serangan Militer ke Yaman

AS dan Inggris kembali menyerang Houthi di Yaman.

Maxar Technologies via AP
Citra satelit pada hari Jumat (12/1/2024) yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kerusakan akibat serangan udara di situs radar di Bandara Sanaa di Yaman. Pemberontak Houthi di Yaman telah bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan Amerika dan Inggris terhadap mereka, sehingga semakin meningkatkan prospek konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengatakan akan terus melancarkan serangan militer ke Yaman guna melemahkan kemampuan kelompok Houthi. Inggris menyebut, meski sejumlah fasilitasnya di Yaman sudah diserang, Houthi tetap melanjutkan aksinya menyerang kapal-kapal dagang dan kargo di Laut Merah.

Baca Juga


“Sejak terakhir kali kami mengambil tindakan (menyerang fasilitas Houthi di Yaman-red) 10 hari yang lalu, telah terjadi lebih dari 12 serangan terhadap kapal-kapal oleh Houthi di Laut Merah. Serangan-serangan ini ilegal. Ini tidak bisa diterima,” kata Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, Selasa (23/1/2024), dikutip laman Al Arabiya.

“Apa yang telah kami lakukan lagi adalah mengirimkan pesan sejelas mungkin bahwa kami akan terus melemahkan kemampuan mereka (Houthi) untuk melakukan serangan-serangan ini... (dan) bahwa kami mendukung kata-kata dan peringatan kami dengan tindakan,” tambah Cameron.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali meluncurkan serangan militer ke Yaman pada Senin (22/1/2024). Mereka menargetkan situs penyimpanan bawah tanah milik kelompok Houthi. Serangan itu dilancarkan setelah Houthi mengumumkan bahwa mereka menyerang kapal kargo militer berbendera Amerika di Teluk Aden.

Dalam sebuah pernyataan bersama, AS dan Inggris mengatakan, dalam serangan terbarunya, mereka membidik delapan sasaran milik Houthi. “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan para pelaut yang tidak bersalah,” ungkap AS dan Inggris.

Sementara itu Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengungkapkan, serangan terbaru ke Yaman adalah sebuah tindakan pembelaan diri. Hal itu karena Houthi terus menyerang kapal-kapal dagang dan kargo di Laut Merah. “Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” ujar Shapps.

Pada Senin lalu, Houthi mengatakan telah menyerang kapal kargo militer Ocean Jazz di Teluk Aden. Houthi mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas agresi Negeri Paman Sam ke Yaman. “Angkatan bersenjata Yaman terus membalas setiap agresi Amerika atau Inggris terhadap negara kami dengan menargetkan semua sumber ancaman di Laut Merah dan Arab,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Houthi tak mengungkap kapan....

 

 

 

Houthi tak mengungkap kapan dan di mana tepatnya serangan terhadap Ocean Jazz dilakukan. Namun Komando Pusat Angkatan Laut AS (NAVCENT) membantah bahwa kapal kargo militer Amerika menjadi sasaran serangan Houthi. “Laporan teroris Houthi mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap ‘M/V Ocean Jazz’ jelas-jelas salah. NAVCENT telah menjaga komunikasi konstan dengan ‘M/V Ocean Jazz’ selama transit yang aman,” kata NAVCENT.

Sejak 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

 

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman. Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler