Seoul: Korut Tembakkan Rudal Jelajah ke Pesisir Barat
Peluncuran ini menjadi tanda terbaru memanasnya ketegangan di Semenanjung Korea.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) melepaskan tembakan beberapa rudal jelajah ke arah laut di pesisir barat negara itu. Peluncuran ini menjadi tanda terbaru memanasnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Dalam pernyataannya Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan rudal itu ditembakkan pada pukul 07.00 waktu setempat dan peluncuran tersebut sudah dianalisa intelijen Korsel dan Amerika Serikat (AS). JCS tidak mengungkapkan jumlah rudal yang ditembakkan, tapi kemudian mengatakan mereka memonitor aktivitas pasukan nuklir Korut.
Sementara sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB pada pengembangan senjata Korut tidak menahan negara itu menggelar uji coba rudal jelajah. Menteri Pertahanan Korsel Shin Won-sik mengecam peluncuran-peluncuran tersebut sebagai ancaman serius bagi negaranya.
Dalam kunjungannya ke Armada Sayap Tempur ke-17, unit pesawat tempur siluman F-35 Korsel, Shin memperingatkan pemimpin rezim Korut akan menghadapi kehancuran bila memulai perang.
"Bila Kim Jong-un membuat pilihan terburuk dan memulai perang, kalian pasukan kasat mata yang melindungi Korea Selatan harus menjadi garda depan dalam menyingkirkan pemimpin musuh secepat mungkin," kata Shin, Rabu (24/1/2024), dilansir laman Reuters.
Peluncuran rudal terbaru Korut ini dilakukan saat unit tempur khusus Angkatan Laut Korsel menggelar latihan 10 hari di pesisir timur Provinsi Gangwon yang berbatasan dengan Korut. Pyongyang mengatakan mereka menggelar uji coba rudal hipersonik jarak-menengah bahan bakar padat pada awal bulan ini.
AS, Korsel dan Jepang mengecam uji coba tersebut. Pekan lalu media Korut juga melaporkan negara itu menggelar uji coba drone kapabilitas nuklir bawah laut sebagai protes latihan gabungan Korsel, AS dan Jepang.
Korut juga menghancurkan monumen besar di Pyongyang yang menjadi simbol tujuan rekonsiliasi dua negara Korea setelah Kim Jong-un menyebut negara tetangganya sebagai "musuh utama" dan unifikasi tidak lagi memungkinkan.
Media monitor Korut, NK News melaporkan citra satelit Pyongyang pada Selasa (23/1/2024) kemarin menunjukkan monumen yang menjadi simbol harapan reunifikasi Korea yang dibangun dalam pertemuan bersejarah tahun 2000 sudah tidak ada lagi. Laporan pembongkaran monumen yang disebut Gapura Reunifikasi itu belum dapat dikonfirmasi.