Lima KKB Dilaporkan Tewas, Intan Jaya Waspada Serangan Separatisme Bersenjata

Masyarakat diminta untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah.

Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Rep: Bambang Noroyono Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pihak keamanan Indonesia meningkatkan status kerawanan di wilayah Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah menjadi waspada. Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadhani mengatakan agar masyarakat di wilayah tersebut meminimalisasi kegiatan di luar rumah selama kerawanan yang masih tinggi.

Baca Juga


Status waspada tersebut menyusul sejumlah peristiwa kontak tembak antara pasukan gabungan TNI-Polri dengan kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka.

“Saat ini situasi di Sugapa, Intan Jaya rawan, tetapi masih terkendali. Kami imbau masyarakat waspada,” kata Kombes Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
 
Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno juga mengabarkan, dari rangkaian kontak tembak pasukan TNI-Polri dan separatisme bersenjata Papua Merdeka di Intan Jaya sejak 19 Januari 2024, pada Kamis (25/1/2024) kembali mengidentifikasi satu korban tewas dari pihak pemberontak.
 
“Satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali teridentifikasi tewas atas nama Harisatu Nambagani,” kata AKBP Bayu.
 
Kepastian satu separatis yang tewas tersebut, setelah pihak keamanan mendapati kabar melalui unggahan media sosial (medsos) milik Obet Japugau. Obet, kata AKBP Bayu diketahui sebagai penanggungjawab gerombolan separatisme bersenjata Kodap VII di Intan Jaya. Satu tewas anggota separatisme itu diduga saat satuan khusus Polri melakukan kontak tembak di Kampung Tigamaligi, di Sugapa, pada Selasa (23/1/2024) lalu.
 
Kontak tembak saat itu, kata AKBP Bayu juga tercatat membawa gugur satu personel Operasi Damai Cartenz. Sementara dari semua rangkaian kontak tembak di berbagai wilayah perkampungan di Sugapa, Intan Jaya, sejak 19 Januari 2024 sampai Selasa (23/1/2024) pihak TNI-Polri mengeklaim menewaskan lima separatisme.
 
Tiga separtisme tewas dalam kontak tembak pada Sabtu (20/1/2024), di Pos Militer 330/TTD atas nama Oni Kobagu, Jaringan Belau, dan Agustia. Dan pada Selasa (23/1/2024) operasi gabungan TNI-Polri juga menembak mati dua separatis atas nama Ones, dan Melkias Maisani.
 
Sementara Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran pers resmi yang diterima Republika, Rabu (24/1/2024) menyampaikan, kontak tembak kelompoknya dengan TNI-Polri di Intan Jaya, terjadi di beberapa perkampungan sejak 19 Januari 2024. Namun dalam rangkaian kontak senjata itu, Sebby menegaskan tak ada korban jiwa dari pihaknya.

Meskipun dia mengakui, ada satu personel Papua Merdeka yang terkena tembakan, tetapi tetap selamat.  "Perlu disampaikan bahwa, TNI-Polri melakukan pembohongan," begitu kata Sebby.
 
Kata dia, dari informasi yang sampai ke pihak TPNPB-OPM, bahwa lima orang yang disebut TNI-Polri tewas dalam rangkaian kontak senjata itu, adalah masyarakat sipil. "Lima orang yang ditembak pasukan TNI-Polri itu adalah warga sipil dari Suku Moni. Dan satu pasukan TPNPB-OPM yang terkena tembakan saat ini dalam kondisi baik," ujar Sebby.
 
Sebby pun mengatakan, dalam rangkaian kontak tembak itu, kelompoknya mengaku menembak mati satu anggota pasukan Indonesia. "Dari serangan TPNPB-OPM di Pos Militer Indonesia berhasil tembak satu anggota TNI," begitu ujar Sebby. 
 
Rangkaian kontak tembak TNI-Polri dengan separatisme di Intan Jaya ini, peristiwa baku peluru episode pembuka di 2024 di Papua. Operasi Damai Cartenz, pada Senin (22/1/2024) mengabarkan satu prajurit Polri Briptu Alfando Steve Karamoy gugur saat kontak tembak di perkampungan Sugapa. 
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler