Rupiah Menguat Seiring Pasar Waspadai Kebijakan Bank Sentral AS

Kurs rupiah terhadap dolar AS dibuka meningkat empat poin atau 0,03 persen.

Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan di Jakarta, Selasa, menguat seiring pasar mewaspadai kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed ke depan.
 
Kurs rupiah terhadap dolar AS dibuka meningkat empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.806 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.810 per dolar AS.
 
"Ada peluang penguatan rupiah tapi mungkin tidak besar. Pelaku pasar masih mewaspadai hasil The Fed di Kamis dini hari nanti," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta.
 
Ariston menuturkan rupiah kemungkinan masih berkonsolidasi di kisaran Rp15.800 terhadap dolar AS. Pagi ini indeks dolar AS terlihat bergerak sedikit melemah menjadi 103,4 dibandingkan pagi sebelumnya sebesar 103,6.
 
Ada ekspektasi berkembang di pasar bahwa pernyataan The Fed mungkin akan lebih dovish atau sudah menghilangkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan di 2024 pada pengumuman hasil keputusan rapat kebijakan moneter.
 
Di sisi lain, ketegangan geopolitik global masih membayangi pergerakan pasar keuangan. Konflik yang setiap saat memanas bisa mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset aman di dolar AS dan emas.
 
Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS ke kisaran support Rp 15.800 per dolar AS, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp 15.850 per dolar AS hari ini.
 

Baca Juga


sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler