Rupiah Melemah di Tengah Perkiraan The Fed Kembali Tahan Suku Bunga
Rupiah ditutup melemah tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp 15.783 per dolar AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Rabu (31/1/2024) tergelincir di tengah optimisme capaian produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 di atas 5 persen. Rupiah ditutup melemah tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp 15.783 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.780 per dolar AS.
"Pemerintah dan para ekonom juga optimistis capaian produk domestik bruto Indonesia pada 2023 akan mampu di atas 5 persen," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
Selain itu, Ibrahim menuturkan pemerintah juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2024 mencapai 5,2 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2023 dan 2024, yakni tetap di angka 5 persen.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari IMF diambil berdasarkan asumsi kebijakan fiskal dan moneter RI. Sebelumnya, IMF telah meramalkan ekonomi RI akan mampu tumbuh seperti yang pemerintah harapkan, meski proyeksi ekonomi global dari berbagai lembaga terus dipangkas.
IMF, Pemerintah dan para ekonom terus mencermati perkembangan yang terjadi mulai dari tensi geopolitik yang meningkat hingga tekanan fiskal berbagai negara.
Dari sisi global, bank sentral AS atau The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada Rabu dan investor akan fokus pada petunjuk dari Ketua Fed Jerome Powell mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret.
Data ekonomi AS yang solid telah membuat para pedagang mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga pada bulan Maret menjadi 42 persen, dari sekitar 89 persen pada bulan lalu, menurut FedWatch Tool milik CME Group.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu merosot ke level Rp 15.803 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.796 per dolar AS.