Terinfeksi Dua Jenis Flu Burung Sekaligus, Perempuan Asal Cina Meninggal

Belum ada vaksin untuk mencegah flu burung pada manusia.

AP PHOTO
Seorang pedagang di pasar Kota Fuyang city, Provinsi Anhui, Cina Tengah, mengawasi ayam-ayammnya. Seorang warga Anhui meninggal dunia akibat infeksi dua jenis virus flu burung.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan berusia 63 tahun meninggal dunia akibat kombinasi dua jenis flu burung yang mematikan. Perempuan yang berdomisili di Provinsi Anhui, Cina, tersebut terinfeksi H3N2 dan H10N5 setelah melakukan kontak dengan unggas yang sakit.

Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Cina menginformasikan bahwa pasien tersebut meninggal dunia pada tanggal 16 Desember 2023. Sejak 30 November 2023, pasien mengalami gejala batuk, sakit tenggorokan, dan demam.

"Kejadian ini merupakan penularan lintas spesies yang bersifat episodik dari burung ke manusia," kata seorang juru bicara Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Cina, dikutip dari laman The Sun, Kamis (1/2/2024).

Semua kontak dekat pasien yang dilaporkan memiliki penyakit penyerta telah dites untuk melihat adanya infeksi virus atau tidak. Sejauh ini, semua tes menunjukkan hasil negatif. Pejabat Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Cina juga berpendapat risiko penularan dari unggas ke manusia umumnya masih rendah.

Meskipun flu burung terutama menyerang unggas, virus itu juga dapat menular ke manusia, terutama pada orang yang melakukan kontak dekat dengan unggas. Berdasarkan penelitian, angka kematian flu burung bisa mencapai 60 persen.

Sebagai salah satu produsen unggas terbesar di dunia, populasi burung ternak dan burung liar yang besar di Cina menciptakan lingkungan yang ideal bagi virus unggas untuk bercampur dan bermutasi. Peternakan di halaman belakang rumah dan pasar basah juga masih menjadi sesuatu yang umum di Cina. Selain itu, banyak warga Cina lebih suka membeli ayam hidup di pinggir jalan.

Baca Juga


Gejala utama flu burung bisa muncul dengan sangat cepat. Penderitanya akan mengalami demam tinggi, tubuh menggigil, nyeri otot, sakit kepala, batuk, dan sesak napas. Tanda-tanda awal lainnya termasuk diare, lemas, sakit perut, nyeri dada, pendarahan dari hidung dan gusi, serta konjungtivitis atau mata merah.

Flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A. Tipe virus itu juga telah terdeteksi dan diketahui beredar di tujuh spesies atau kelompok hewan berbeda, antara lain manusia, burung air liar, unggas peliharaan, babi, kuda, anjing, dan kelelawar.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan ada banyak strain flu burung, namun empat yang paling mengkhawatirkan adalah H5N1, H7N9, H5N6, dan H5N8. Dari Januari 2003 hingga Desember 2023, total 882 kasus H5N1 pada manusia telah dilaporkan terjadi di 23 negara, termasuk Cina, Inggris, dan Amerika Serikat.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari jumlah tersebut, 52 persen berakibat fatal. Hingga saat ini, tidak ada vaksin flu burung pada manusia yang beredar di pasaran, namun Inggris dilaporkan menyusun rencana untuk menyiapkan suntikan flu reguler jika terjadi pandemi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler