Pecah Kongsi Ahok dan Jokowi, Dulu Kawan Sekarang 'Lawan'

Ahok mempertanyakan kemampuan kerja Gibran dan Jokowi, TKN membantah.

Antara
Jokowi-Ahok
Rep: Febryan A/Teguh/Antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemesraan yang sempat terjalin antara Basuki Tjahaja Purnama dan Joko Widodo buyar dalam pilpres 2024 kali ini. Basuki yang dulu menjadi wakil gubernur Jokowi saat memimpin DKI Jakarta kini justru 'menyerang' sang kawan. 

Baca Juga


Ahok sapaan akrab dari Basuki mempertanyakan kemampuan anak dari Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka soal kepiawaiannya dalam bekerja. Pun Ahok ikut mempertanyakan Jokowi. 

"Ibu sih 82 tahun saya gak bisa berdebat sama ibu, tapi Presiden, kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota terus ibu kira pak Jokowi juga bisa kerja?" kata Ahok kepada seorang lansia dalam video yang ramai di media sosial. 

Ahok memilih arah politik berbeda dengan Jokowi. Ia mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang didukung oleh PDI Perjuangan. Sementara Presiden Joko Widodo, meskipun tak secara blak-blakan menyatakan dukungan, tapi arah sinyal lebih ke Prabowo-Gibran. Apalagi di sana ada sang putra sulung yang bisa melanjutkan jejaknya di Istana.

Ahok khawatir jika seandainya ada keadaan tertentu dan Prabowo berhalangan tetap, maka Gibran akan naik menjadi Presiden. Padahal pria yang belum genap 40 tahun itu belum punya pengalaman teruji. 

Di sisi lain Ahok juga menilai bahwa Prabowo merupakan sosok yang emosional dan tak bisa kerja. Sehingga dianggap tidak pantas untuk menjadi seorang Presiden.  Namun anggapan Ahok ini dibantah oleh Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran. 

"Banyak sekali yang sudah diperbuat Prabowo dan Gibran. Jadi mereka bukan tanpa prestasi," kata Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil kepada Republika, Selasa (6/2/2024).

Prabowo punya segudang prestasi yang menunjukkan bahwa mantan komandan jenderal Kopassus TNI AD itu bisa bekerja. Sebagai prajurit TNI, Prabowo pernah menyelamatkan 20 sandera OPM di Papua pada 1996 lalu.

Gibran sebagai Wali Kota Solo, kata Cheryl, juga punya segudang prestasi. "Data menunjukkan Mas Gibran di Solo punya segudang prestasi dan berhasil merawat toleransi dan tidak ada perpecahan antar simpul-simpul warga," kata politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.

Heran kenapa Ahok bisa menyebut Jokowi tak bisa kerja...

 

Beberapa prestasi Gibran adalah Solo dinobatkan kota ternyaman di Indonesia, Solo menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Jawa Tengah pada 2023, Solo menempati posisi keempat dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022. Lalu, di bawah kepemimpinan Gibran selama empat tahun terakhir, jumlah kawasan kumuh di Solo berkurang 70 persen. 

Terkait Jokowi, Cheryl mengaku heran kenapa Ahok sampai bisa menyebut bapaknya Gibran itu tak bisa kerja. Menurut Cheryl, hampir semua masyarakat yang dia temui mengakui hasil kerja Jokowi. Salah satu hasil kerja Jokowi adalah membangun infrastruktur jalan sehingga mengurangi waktu tempuh perjalanan mudik dan kegiatan ekonomi.

"Jadi, kalau Pak Ahok bilang Pak Jokowi tidak bisa kerja, saya bingung di mananya Pak Jokowi tidak bisa kerja," kata Cheryl.

Wakil Ketua TKN, Habiburokhman menambahkan dari sisi emosi, Ahok justru lebih emosional dibandingkan Prabowo. Kepribadian Ahok yang emosional tampak ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2014–2017. Ahok kerap memarahi masyarakat yang datang mengadu ke Balai Kota DKI Jakarta.

"Saya ingat ya dulu rangkaian kemarahan yang dia semburkan ketika beliau ada di posisi gubernur kepada rakyat-rakyat kecil. Dia memaki-maki rakyat, itu kan jejak digitalnya ada," kata Habiburokhman.

Ahok sebenarnya punya kenangan manis dengan Gerindra yang diketuai oleh Prabowo Subianto. Saat maju pada Pilgub DKI 2012 silam, ia diusung oleh PDIP dan Gerindra. 

Bukan kuda putih 

Sementara itu calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menepis isu masuknya politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, sebagai "kuda putih" Presiden Joko Widodo, karena Ahok adalah teman.

"Ya, semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, berasumsi. Tapi, Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai, nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur," ujar Ganjar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan nilai yang dimiliki Ahok sudah teruji saat terjerat kasus penistaan agama yang membuatnya berada di balik jeruji. "Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai, sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung kami punya nilai, dan nilai itu secara universal bisa dipertanggungjawabkan. Take it or leave it, itu saja," ujar Ganjar.

Diketahui, narasi yang menyebut Ahok sebagai 'Kuda Putih' ini ramai di media sosial X. Banyak anggapan Presiden Jokowi sengaja menempatkan Ahok untuk mencegah pasangan calon 03 bergabung dengan 01.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai dukungan Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok justru memberi efek kejut bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).  "Tidak ada kuda putih, tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin.

Menurut Hasto, Ahok merupakan salah satu orang yang yang terlibat dengan keberhasilan Presiden Jokowi. Pasalnya, Jokowi dan Ahok pernah bersama-sama memimpin Provinsi DKI Jakarta.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) itu melihat dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud sepenuhnya merupakan gerakan moral dan etika.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler