Rupiah Menguat Dipengaruhi Sentimen Kebijakan Suku Bunga The Fed
Rupiah ditutup menguat 95 poin atau 0,60 persen menjadi Rp 15.635 per dolar AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan di Jakarta, Rabu, meningkat dipengaruhi sentimen kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR). Rupiah ditutup menguat 95 poin atau 0,60 persen menjadi Rp 15.635 per dolar AS dari sebelumnya yang sebesar Rp 15.730 per dolar AS.
"Kinerja rupiah menguat didukung oleh sentimen dari dolar AS yang melemah," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Sentimen dolar AS melemah akibat beragamnya komentar pejabat bank sentral AS atau The Fed terkait kebijakan suku bunga AS untuk Maret mendatang. Namun, saat ini, pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada Maret 2024 meskipun Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell menolak langkah tersebut. Di sisi lain, Taufan menuturkan terdapat hambatan bagi kinerja rupiah, yaitu menurunnya cadangan devisa Indonesia.
Bank Indonesia menyebutkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 tercatat sebesar 145,1 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 sebesar 146,4 miliar dolar AS.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu naik ke level Rp 15.685 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.734 per dolar AS.