Karoshi: Sisi Gelap Budaya Jepang, Kerja Sampai Mati

Karoshi mencerminkan budaya kerja dengan jam panjang dan komitmen terhadap perusahaan

AP
Seperti negara lainnya, ada sisi gelap Jepang yang jarang dibahas secara terbuka. Hal tersebut adalah karoshi, atau kematian karena terlalu banyak bekerja.”
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti negara lainnya, ada sisi gelap Jepang yang jarang dibahas secara terbuka. Hal tersebut adalah karoshi, atau kematian karena terlalu banyak bekerja.

Baca Juga


Dilansir Koreaboo, Senin (12/2/2024), Karoshi mencerminkan budaya kerja di mana jam kerja yang panjang dan komitmen yang teguh terhadap perusahaan diharapkan dari para karyawan. Oleh karena itu, kerja lembur menjadi semakin meluas sehingga berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental banyak orang. 

Sebuah film dokumenter dari ARTE.tv menyoroti parahnya budaya kerja ini, menunjukkan bagaimana budaya kerja ini secara tragis berujung pada kematian yang sebenarnya bisa dicegah. Seperti yang terlihat dalam film dokumenter, keseimbangan kehidupan kerja bukanlah hal yang lumrah. 

Para individu sering kali merasa terpaksa untuk memprioritaskan karier mereka di atas segalanya, bahkan jika hal itu mengorbankan hubungan-hubungan interpersonal dan kesehatan pribadi mereka. Ketika semakin meningkat, tekanan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dan menunjukkan ambisi, serta loyalitas menyebabkan stres psikologis dan kelelahan. 

Bagi sebagian orang, dampak buruk terhadap kesehatan mereka menjadi tidak tertahankan, sehingga mengakibatkan serangan jantung yang tidak terduga atau berkembangnya penyakit-penyakit. Tragisnya, ada pula yang menyerah pada tekanan yang sangat besar dan mati karena bunuh diri sebagai cara untuk melarikan diri. 

ARTE.tv mengatakan setiap tahun, ribuan orang meninggal saat bekerja: serangan-serangan jantung, penyakit-penyakit pembuluh darah, atau bunuh diri.

Perjuangan melawan tanggung jawab....

 

 

“Perjuangan melawan rasa tanggung jawab Jepang yang berlebihan telah menjadi masalah nasional. Secara resmi, jam kerja 40 jam sepekan adalah standar di Jepang, namun tidak ada batasan untuk lembur,” kata ARTE.tv. 

Upaya-upaya untuk mengatasi masalah karoshi secara bertahap mendapatkan momentum, sehingga mendorong inisiatif untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup karyawan. Namun perjalanan gerakan ini masih panjang. 

 

“Dalam hal pemikiran, negara ini masih jauh dari revolusi. Nilai seorang pegawai tetap diukur pada satu hal: ketahanan kerja," kata film dokumenter tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler