Kenaikan aset BTN Syariah yang sudah lebih dari Rp 50 triliun ini.
Dok Republika
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjadi salah satu pembicara dalam diskusi Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (7/2/2024). BTN optimistis sektor properti khususnya perumahan tetap akan tumbuh double digit seiring jumlah pernikahan baru yang tetap tinggi mencapai 800.000 sampai 1,2 juta pernikahan baru setiap tahunnya. Tahun 2024, Bank BTN menargetkan terus mengembangkan program kepemilikan hunian terjangkau untuk mendukung program perumahan nasional.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Lida Puspaningtyas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BTN) atau BTN Syariah menorehkan kinerja yang gemilang sepanjang 2023. BTN Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 702,3 miliar pada 2023. Jumlah tersebut melesat 110,5 persen dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 333,6 miliar.
"Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran pembiayaan BTN Syariah sebesar 17,4 persen menjadi Rp 37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 31,6 triliun. Peningkatan signifikan juga terjadi pada dana pihak ketiga (DPK) BTN syariah yang tumbuh pesat sebesar 20,7 persen menjadi Rp 41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp 34,64 triliun," ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu pada Paparan Kinerja Keuangan BTN Tahun Buku 2023 di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Kinerja gemilang dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut, telah membuat posisi aset BTN syariah mengalami lonjakan sebesar 19,79 persen menjadi Rp 54,3 triliun pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 45,3 triliun.
“Kenaikan aset BTN Syariah yang sudah lebih dari Rp 50 triliun ini, membuat perseroan memiliki kewajiban untuk melakukan spin off BTN Syariah dan mendirikan BUS yang akan dilaksankan tahun ini,” tegasnya.
Saat ini, BTN Syariah masih dalam proses merger PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Rencananya aksi korporasi ini akan rampung pada Oktober 2025.
Nixon mengatakan bahwa BTN telah menunjuk sekuritas, kantor akuntan publik (KAP), dan firma hukum terbesar di Indonesia untuk melakukan due dilligence.
"Kami harapkan due dilligence akan kelar di April, keputusannya pun akan diambil saat itu," ujarnya.
Diketahui, sepanjang tahun 2023, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,5 triliun tumbuh 15 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 3,04 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit dan pembiayaan serta peningkatan fee based income perseroan pada tahun 2023 lalu.
Sepanjang tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 333,69 triliun atau naik 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 298,28 triliun. Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38 persen pada tahun 2023.
Pertumbuhan kredit BTN tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR Subsidi pada tahun 2023 mengalami kenaikan 10,9 persen menjadi Rp 161,74 triliun dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 145,86 triliun. Sedangkan untuk KPR Non Subsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dari Rp 87,82 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 96,17 triliun pada tahun 2023.