Budiman: Kemenangan Sekali Putaran adalah Hadiah Pemilih Muda kepada Prabowo Gibran

TKN hanya memperkirakan perolehan kemenangan di angka 55 persen.

Republika/Thoudy Badai
Paslon capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato kemenangan menurut quick count dihadapan pendukungnya di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Berdasarkan quick count atau hitung cepat yang dilakukan Poltracking Indonesia dan Charta Politika pada Rabu pukul 20.15 dengan jumlah total suara sementara yang masuk sebesar 90 persen, Prabowo-Gibran unggul dengan memperoleh 59,22 persen suara disusul Anies-Muhaimin 24,43 persen suara dan Ganjar-Mahfud 16,35 persen suara.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menduga pilihan anak muda, terutama gen-Z berpengaruh besar pada angka kemenangan paslon nomor urut 2 tersebut, hingga akhirnya memenangkan Pilpres dalam satu putaran versi hitung cepat (quick count).


Budiman mengatakan pihaknya tidak menyangka dukungan untuk Prabowo-Gibran sangat melimpah hingga mencapai angka dukungan, nyaris menyentuh 60 persen. Padahal, TKN hanya memperkirakan perolehan kemenangan di angka 55 persen.

"Berlimpahnya suara kepada 02 melampaui ekspektasi kami. Berbagai lembaga survei menunjukkan angka 58 persen hingga 59 persen, sementara perkiraan kami tadinya 55 persen," tutur Budiman di Jakarta, Kamis (15/2/2024). 

"Saya menduga kemenangan satu putaran ini adalah hadiah dari pemilih muda yang memang menjadi mayoritas pemilih hari ini kepada Pasangan Prabowo Gibran.  Indikasinya terlihat dari partisipasi pemilih muda terutama generasi milenial dan generasi z," ujarnya. 

Budiman menjelaskan dukungan anak muda kepada Prabowo-Gibran sejalan dengan karakter generasi milenial dan generasi z yang cenderung menyukai perdamaian. 

Menurut Budiman, pemilih muda kemudian melihat kriteria tersebut ada pada Prabowo-Gibran, di mana keduanya terbuka untuk merangkul siapa saja yang menginginkan kemajuan Indonesia. 

"Mereka bersimpati kepada paslon 02 yg kampanyenya merangkul, banyak menawarkan persahabatan, dan tidak suka pada hubungan-hubungan yang beracun, istilah gen-Z itu toxic relationship," jelas Budiman. 

Adapun toxic relationship yang dimaksud Budiman merujuk pada ujaran kebencian hingga serangan membabi-buta yang dilakukan oleh paslon lain kepada Prabowo-Gibran. Ia menganalisa bahwa kalimat bernada negatif tidak sejalan dengan isu kesehatan mental atau mental health yang kini menjadi perhatian besar para anak muda. Anak muda merasa ada kesamaan nasib dengan paslon 02, Prabowo-Gibran.

"Ini adalah bentuk simpati dan empati generasi z yang tidak mau ribet dan tidak suka dengan toxic relationship, dan tidak suka kesehatan mental mereka terganggu," ucap Budiman. 

"Kemudian mereka mikir, 'ya sudah ini (paslon 02) yang paling tidak toxic, yang tidak pernah menyerang, tidak mengganggu secara mental, ya sudah kita pilih mereka saja, kita kasih kemenangan besar'," papar Budiman. 

Lebih lanjut, Budiman pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat, khususnya pemilih muda yang mempercayakan suaranya kepada paslon usungan Koalisi Indonesia Maju. Ia memastikan dukungan ini akan membuat tekad Prabowo-Gibran lebih kuat untuk memakmurkan negara. 

"Terima kasih kepada rakyat Indonesia memberikan kejutan yang melampaui bayangan kami, hadiah yg mengejutkan dari masyarakat indonesia. Ini tentu akan semakin memantapkan tekad Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia," pungkas Budiman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler