Ingin Anak tak Gampang Tantrum? Disiplinkan Tidurnya di Jam yang Sama Tiap Hari

Disiplin dalam menjaga waktu tidur anak bisa menunjang kecerdasannya.

Republika/M Syakir
Anak balita sedang tidur (ilustrasi). Jika ingin anak bangun pukul tujuh pagi, artinya orang tua harus membuat anak bisa tidur pukul delapan malam.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua yang bersikap tegas terkait pengaturan waktu tidur anak terbukti secara ilmiah bisa mengurangi risiko tantrum. Selain itu, menurut penelitian yang sama, waktu tidur yang disiplin juga bisa membuat anak tumbuh menjadi lebih cerdas dan bahagia.

Dikutip dari laman The Sun, Jumat (16/2/2024), penelitian itu digagas oleh para ilmuwan di Colorado State University, Amerika Serikat. Hasil pemindaian otak peserta menunjukkan anak-anak sekolah dasar yang kurang tidur memiliki otak yang lebih kecil dan kurang berkembang.

"Tidur yang lebih pendek secara signifikan dikaitkan dengan berkurangnya ketebalan di beberapa wilayah otak dan volume amigdala yang lebih kecil, wilayah otak yang menjadi kunci pemrosesan emosi," ujar salah satu penulis studi, Profesor Emily Merz.

Hilangnya sel-sel otak bisa berarti anak yang kurang tidur memiliki kerentanan lebih besar untuk memiliki emosi negatif. Sementara, anak-anak yang tidur tepat waktu dengan waktu tidur cukup memiliki emosi yang lebih sehat dan lebih sedikit mengalami tantrum.

Anak yang tidurnya tepat waktu dan cukup juga mengembangkan lebih banyak saraf di lobus frontal, temporal, dan parietal otak. Kondisi tersebut sangat penting untuk pengembangan kemampuan berbahasa, juga menjaga memori dan mengoptimalkan fungsi indra.

Tidur adalah kunci bagi otak untuk membuang produk limbah dan istirahat untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyerap informasi. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyarankan anak usia lima hingga sembilan tahun tidur selama 10 hingga 11 jam per malam.

Jika ingin anak bangun pukul tujuh pagi, artinya orang tua harus membuat anak bisa tidur pukul delapan malam. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masih ada jutaan orang di Inggris (setidaknya sekitar satu dari empat orang), yang waktu tidurnya tidak mencukupi.

Banyak orang yang sengaja begadang sambil bermain video game atau menonton video, yang akhirnya kehilangan waktu tidur setara dengan tidur sepanjang malam setiap pekan. Selain itu, banyak orang menghabiskan waktu di depan layar pada malam hari.

Baca Juga


Dalam studi terbaru, para peneliti mengungkap, tidur yang sehat dapat menyehatkan otak anak dan pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup anak. Penelitian Merz dan rekan-rekannya itu diterbitkan dalam jurnal Brain and Behavior, melibatkan 94 keluarga yang memiliki anak berusia lima hingga sembilan tahun.

Profesor Merz mengatakan, rutinitas keluarga yang baik adalah kunci agar anak-anak bisa tidur nyenyak. Para orang tua disarankan makan malam bersama dengan seluruh keluarga kemudian membacakan buku untuk anak dan menidurkan mereka pada waktu yang sama setiap malam.

Rutinitas keluarga yang kurang konsisten dapat meningkatkan stres anak-anak dan mengganggu jadwal tidur mereka. Menurut Merz, orang tua perlu lebih memperhatikan jadwal tidur anak, mengingat masa kanak-kanak adalah periode sensitif dalam perkembangan seseorang.

"Pengalaman lingkungan dapat mempunyai pengaruh yang kuat dan bertahan lama pada otak. Mempromosikan tidur yang sehat dapat mendukung perkembangan otak pada anak-anak dan mengubah hidup mereka," ungkap Merz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler