Pemilu Lancar, Jokowi Berharap Investasi Makin Meningkat
Sebelumnya, para pelaku bisnis dinilai khawatir dalam memutuskan untuk berinvestasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, terjadi peningkatan arus modal dan investasi di Indonesia setelah pemilu 2024 selesai digelar. Sebab sebelumnya para pelaku bisnis masih khawatir dalam memutuskan untuk berinvestasi saat pemilu masih berlangsung.
"Saya tahu, bahwa banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu. Wait and see karena agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu," kata Jokowi dalam sambutannya di acara pertemuan industri jasa keuangan tahun 2024 di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Menurut Jokowi, pemilu telah berjalan lancar dan masyarakat telah memberikan hak suaranya. Karena itu, ia ingin para pelaku bisnis agar tak ragu dalam menanamkan investasinya di Indonesia.
"Tetapi sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS dengan riang gembira. Dan kita harapkan, arus modal masuk, investasi habis pemilu bisa gerak lebih meningkat dan lebih baik lagi," jelas Jokowi.
Meski demikian, ia mengingatkan kondisi geopolitik global saat ini masih kurang kondusif. Peperangan juga masih terjadi baik di Ukraina maupun di Gaza.
Namun ia menekankan, kondisi politik dalam negeri yang paling penting. Menurut dia, kondisi politik di Indonesia saat ini stabil sehingga bisa melegakan dan membangkitkan industri keuangan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan.
Jokowi kemudian menyinggung soal resiliensi industri keuangan. Di tingkat permodalan, permodalan perbankan mencapai 27,69 persen. Angka ini disebutnya lebih tinggi di antara negara-negara lainnya di kawasan.
"Kredit perbankan juga masih bisa tumbuh di double digit, di 10,38 yoy, ini juga di atas level prapandemi," lanjutnya.
Menurut Jokowi, ekonomi Indonesia saat ini masih tumbuh sangat baik, yakni 5,05 persen. Sedangkan inflasi juga masih terkendali di 2,57 persen.
"Cadangan devisa kita masih di 145 miliar dolar AS. Neraca dagang kita juga surplus 36 miliar dolar AS atau kira-kira 570 triliun rupiah. Current account kita juga surplus di 0,16 persen," lanjutnya.
Karena itu, Jokowi pun optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024. Kendati demikian, ia masih mengingatkan seluruh pihak agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap perubahan ekonomi global yang sangat cepat dan disrupsi teknologi yang masif.