Jelang Ramadhan, Harga Sembako Terus Melonjak di Bandung Cabai Rawit Capai Rp 70 Ribu

Telur juga mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 30.000 per Kg, sebelumnya Rp 27.000

Republika/M Fauzi Ridwan
Para pedagang tengah menjajakan dagangannya di Pasar Kosambi. Bebeberapa pekan jelang puasa Ramadhan, sejumlah bahan pokok di Pasar Tradisional Kosambi, Kota Bandung mengalami kenaikan
Rep: Magang02 Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Beberapa pekan menjelang bulan Ramadhan, harga-harga sembako di pasar yang ada di Bandung Raya terus mengalami kenaikan. Salah satunya, di Pasar Dangdeur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Begitu juga, di Pasar Kosambi Bandung.

Baca Juga


Berdasarkan pantauan Republika, di Pasar Dangdeur, beberapa sembako seperti beras, telur, minyak, daging dan juga cabai rawit merah, saat ini mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi. Harga beras sendiri di pasar Dangdeur saat ini berada di kisaran Rp15.000 per Kg untuk beras kualitas medium, sedangkan untuk beras premium berada di kisaran harga mencapai Rp17.000 per Kg. 

Tak hanya beras, telur juga mengalami kenaikan hingga mencapai Rp30.000 per Kg, sebelumnya sebesar Rp 27 ribu. Sedangkan harga cabai rawit merah mencapai Rp70.000 per Kg. Adapun harga minyak goreng saat ini, khususnya "Minyakita" mencapai harga Rp15.000 per liternya. Sedangkan harga daging ayam yang awalnya berda di harga Rp30.000 perkg, saat ini mencapai 35.000 perkgnya.

Menurut salah seorang pedagang di Pasar Dangdeur, Adang minyak goreng khususnya "Minyakita" yang merupakan subsidi dari pemerintah, saat ini banyak diburu pembeli karena harganya yang relatif murah daripada merk lainnya. "Kemarin kata salesnya Minyakita udah langka, karena udah mencapai harga 15.000 per liter dan sekarang persediaan minyak kita kosong di mana-mana," kata Adang.

Sementara menurut pedagang sembako lainnya, Kasno, harga-harga sembako saat ini terus-menerus merangkak naik disebabkan oleh beberapa penyebab. Misalnya naiknya harga cabai rawit merah disebabkan karena kurangnya pasokan cabai rawit dari petani. Kemudian, kenaikan harga beras disebabkan karena musim panen yang tidak menentu dan juga lahan pertanian yang berkurang akibat banyaknya pembangunan industri di wilayah lumbung padi.

Kenaikan harga-harga sembako ini, kata Kasno, membuat daya beli masyarakat menurun drastis. Jadi, para penjual mulai mengurangi persediaan stok barang mereka. Para pedagang berharap agar harga-harga sembako di pasar stabil dan normal kembali, serta mereka berharap pemerintah turun tangan ke lapangan untuk memantau kondisi harga-harga di pasar saat ini.

"Mudah-mudahan harga cepat stabil, karena jika terus naik kasihan masyarakat menengah ke bawah," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler