India Serap Produk Senjata Israel di Tengah Perang Gaza
Perusahaan Israel, Elbit System bermitra dengan grup Adani memproduksi drone.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Perang di Gaza tak menghambat ekspor senjata Israel ke India. Dalam dekade terakhir nilai impor senjata India dari Israel senilai 2,9 miliar dolar AS termasuk untuk membeli radar, drone tempur dan untuk pengawasan, serta rudal.
Israel melakukan serangan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang hingga kini menyebabkan 29 ribu lebih warga sipil meninggal dunia. Ini respons atas serangan Hamas yang menyebabkan 1.200 warga Israel meninggal dunia dan 253 lainnya menjadi sandera.
Sumber di Israel dan pejabat senior militer India mengungkapkan, perang tak berpengaruh pada suplai senjata ke India. Operasi militer Israel memang membutuhkan banyak amunisi tetapi tak memerlukan radar dengan jenis yang selama ini diekspor ke India.
‘’Kami menjamin ekspor ke India tak terdampak perang,’’ ujarnya, Jumat (23/2/2024). Pejabat senior militer menambahkan, Israel memang memastikan lancarnya pasokan senjata yang dibeli India, termausk komponen drone.
Kemenlu India dan Kedubes Israel di New Delhi belum merespons mengenai informasi ini. India merupakan pengimpor senjata terbesar di dunia. Stockholm International Peace Research Institute menuturkan antara 2012 dan 2022 India membeli senjata senilai 37 miliar dolar AS.
Dalam dekade terakhir Israel pemasok keempat terbesar kebutuhan senjata India. Pemasok utamanya adalah Rusia dengan nilai transaksi 21,8 miliar dolar AS, kemudian Prancis senilai 5,2 miliar dolar AS, kemudian Amerika senilai 4,5 miliar dolar AS.
India mencoba mengurangi ketergantungan senjata pada Rusia dengan mendiversifikasi pembelian dari berbagai negara, seperti Prancis dan Israel. Mereka juga berupaya menggenjot industry pertahanan di dalam negeri.
Dalam konteks ini, perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems bermitra dengan perusahaan konglomerat India, Adani. Mereka memproduksi drone Hermes900 di pabrik yang berada di wilayah selatan India.
Di sisi lain, industri pertahanan Israel unjuk kekuatan di Singapore Airshow pekan ini. Mereka kembali setelah pada November lalu absen pada acara yang sama di Dubai, Uni Emirat Arab, tak lama perang di Gaza berlangsung.
Kementerian Pertahanan Israel dan 11 perusahaan pertahanan ikut serta dalam pameran dirgantara dan pertahanan terbesar di Asia itu. Termasuk Israel Aerospace Industries (IAI), Rafael Advanced Defense Systems, dan Elbit Systems.
Baik IAI, Rafael, Elbit, serta Kementerian Pertahanan Israel menolak berkomentar mengenai perang yang dikobarkan Israel di Gaza. Operasi militer Israel di Gaza hingga kini telah menyebabkan 29 ribu lebih warga sipil kehilangan nyawa.
Mereka juga menolak mengungkapkan mengenai performa senjata yang dibawa dalam pameran di Singapura itu.’’Kami tidak membicarakan senjata,’’ kata Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Elbit, Ziv Avni, seperti dilansir Reuters, Jumat (23/2/2024).
Ia menegaskan hal tersebut di sela penjelasan mengenai produk drone terbaru Elbit. Sebuah plakat menyebutkan drone ini bisa membawa amunisi untuk melindungi diri dan mampu melakukan serangan udara secara presisi.
Dua petinggi di industri pertahanan Israel mengungkapkan, perang di Gaza tidak mengurangi antusiasme pengunjung pameran di Singapura dan tak mengurangi minat pengunjung pada rudal, perangkat mata-mata, dan drone produk Israel.
Sekelompok laki-laki bersegeram militer, kebanyakan dari negara-negara Asia, terlihat berseliweran keluar masuk booth perusahaan pertahanan Israel yang ikut dalam pameran. Mereka melakukan serangkaian pembicaraan mengenai produk yang dipamerkan.
Israel mendapatkan kritik dan protes atas operasi militer mereka selama berbulan-bulan di Gaza. Singapura tak mengizinkan adanya unjuk rasa dan pengumpulan massa mengenai situasi politik di negara lain.
Namun, muncul kritik di platform daring yang memprotes keikutsertaan perusahaan pertahanan Israel di Singapore Airshow.
IAI, Rafael, dan Kementerian Pertahanan Israel tak merespons permintaan komentar mengenai adanya kritik secara daring atas keikutsertaan mereka di pameran industri pertahanan di Singapura tersebut