MUI Apresiasi Upaya Menlu RI Perjuangkan Palestina

Semua perlu memperkokoh tekanan masyarakat internasional dan melemahkan Israel.

AP Photo/Mahmoud Illean
Jemaah Muslim Palestina yang dilarang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa, shalat di luar Kota Tua Yerusalem saat pasukan Israel berjaga, Jumat, (23/2/2024).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengapresiasi upaya Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memperjuangkan Palestina di berbagai forum.

Pernyataan tersebut disampaikan Sudarnoto Abdul Hakim untuk merespons pidato Menlu RI di ICJ serta Forum G20 di Rio de Janeiro terkait Palestina.

"Memberikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih atas upaya yang sangat sungguh-sungguh Menlu RI. Ini menggambarkan sikap pemerintah, rakyat dan bangsa Indonesia terhadap kejahatan yang luar biasa Israel dan pembelaan Indonesia terhadap perjuangan rakyat dan bangsa Palestina," ujar Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

Posisi, peran dan sikap ini telah mendapatkan apresiasi yang tinggi secara internasional, kata dia.

Perjuangan diplomasi Indonesia khususnya yang terkait dengan Palestina seperti ini harus tetap dijaga dan bahkan diperkuat di masa-masa mendatang, tambahnya.

"Bagi saya, tanpa mengabaikan berbagai problem konflik dan kemanusiaan di berbagai wilayah dunia yang lain, Palestina sangat spesial bagi Indonesia. Tidak saja telah berjasa bagi kemerdekaan Indonesia, akan tetapi Palestina hingga saat ini adalah satu-satunya bangsa di dunia yang masih dijajah dan kita tidak boleh membiarkan dan berdiam diri," ujar Sudarnoto.

Menlu RI, lanjut Sudarnoto, sangat mengerti itu dan membuktikan secara kongkrit memperjuangkan Palestina melalui berbagai forum.

"Seiring dengan posisi Amerika dan beberapa negara lain yang masih memperlihatkan dukungannya kepada Israel, maka sikap Indonesia yang disampaikan oleh Menlu RI menjadi momentum yang sangat penting mengajak negara-negara lain untuk semakin membuka kesadaran bahwa Israel dan negara-negara mitranya sebetulnya sudah mulai kehilangan dukungan dan legitimasi moralnya secara internasional," ujar dia.

Karena itu, ini adalah kesempatan yang baik untuk secara bersama-sama memberikan tekanan kepada Israel melalui berbagai cara antara lain boikot secara menyeluruh, pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel dan pengucilan global terhadap Israel.

Sudarnoto mengatakan peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama, akademisi, pers sangat penting untuk memperkokoh tekanan masyarakat internasional dan memperlemah Israel.

Dalam pidatonya Menlu, lanjut dia, antara lain menegaskan bahwa Israel tidak punya niat untuk menghormati apalagi mematuhi kewajiban hukum internasional.

Kata Netanyahu “no body will stop us, not the Hague..not anybody else” menjadi isyarat yang sangat kuat bahwa Israel sesungguhnya telah menjadi musuh bersama atau common enemy bagi masyarakat internasional karena telah menginjak-injak hukum internasional yang seharusnya dijunjung tinggi.

"Bagi saya, narasi Israel adalah musuh bersama ini perlu terus digaungkan secara masif dan ekstensif oleh semua kalangan," kata dia.

Menlu RI, masih menurut dia, adalah sosok pembawa harapan besar yang sudah melakukan langkah yang sangat penting mendengarkan tuntutan Afrika Selatan dan melahirkan rekomendasi yang juga penting, meskipun tidak memuaskan berbagai kalangan.

Ia mengatakan mekanisme hearing terhadap 52 negara termasuk Indonesia di ICJ adalah sangat penting.

"Dan pernyataan Menlu bahwa ICJ mempunyai otoritas untuk menyampaikan Fatwa Hukum terkait dengan okupasi Israel dengan berbagai akibatnya itu harus didukung secara luas dan dikawal agar nanti ada keputusan penting dan efektif di Sidang Umum PBB untuk menghentikan secara permanen aksi brutal Israel," kata Sudarnoto.

Baca Juga


sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler