Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Jatim Hingga 3 Maret, Ini Penjelasan BMKG
Sejumlah kabupaten/kota di Jatim diminta waspada akan dampak cuaca ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi terjadinya kondisi cuaca ekstrem di sejumlah daerah wilayah Jawa Timur (Jatim) hingga 3 Maret 2024. Cuaca ekstrem itu, antara lain berupa hujan lebat, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan, potensi cuaca ekstrem itu mengingat saat ini masuk puncak musim hujan. Di mana suhu muka laut di perairan Jatim yang hangat, ditambah pola pertemuan angin di sepanjang wilayah, serta didukung kondisi atmosfer yang labil dan lembap mulai lapisan bawah hingga atas.
“Situasi ini menyebabkan penumpukan massa udara basah, sehingga terbentuk awan-awan konvektif yang masif di wilayah Jawa Timur,” kata Taufiq, Selasa (27/2/2024).
Dengan adanya potensi cuaca ekstrem itu, Taufiq meminta sejumlah daerah di Jatim meningkat kewaspadaan. Di antaranya Kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Kota Batu, Kota Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Kota Kediri, Lamongan, Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Magetan, Kota Malang, Kota Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, dan Kota Pasuruan.
Selain itu, Kabupaten Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Blitar, Bondowoso, Jember, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Pacitan, dan Kota Probolinggo.
Taufiq mengatakan, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena kondisi cuaca ekstrem dapat memicu kejadian bencana. Khususnya di wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau area tebing. “Ya, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jika wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi waktu yang panjang,” kata dia.
Saat turun hujan lebat, Taufiq mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar untuk lebih berhati-hati. Pasalnya, ada kemungkinan kondisi jalanan licin, berkurangnya jarak pandang, serta kerawanan pohon tumbang.