Sebanyak 157 Rumah Rusak Akibat Angin Puting Beliung di Ciamis
BPBD juga mengaku sudah mendistribusikan bantuan logistik berupa makanan dan terpal.
REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyebutkan hasil asesmen di lapangan tercatat 157 rumah tersebar di lima kecamatan rusak terdampak bencana angin puting beliung. Seluruh rumah rusak sudah mendapatkan penanganan perbaikan dan bantuan logistik.
"Terdampak di lima kecamatan dengan jumlah total terdampak 157 rumah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Rabu (28/2/2024).
Ia menuturkan bencana alam angin puting beliung menerjang lima kecamatan yang merusak bangunan rumah warga dan pohon tumbang, pada Senin (26/2/2024). Yakni di Kecamatan Purwadadi, Rancah, Ciamis, Sadananya, dan Cikoneng di Kabupaten Ciamis.
Petugas dari BPBD Ciamis, kata dia, setelah mendapatkan informasi adanya bencana alam tersebut langsung melakukan pengecekan dan menanggulangi warga yang terdampak bencana tersebut. "Dari 157 rumah yang tertimpa pohon dan membutuhkan penanganan sebanyak 26 rumah selesai ditangani," katanya.
Ia menyampaikan tim BPBD Ciamis di lapangan kemudian melakukan penanganan menyingkirkan pohon tumbang yang menimpa pemukiman rumah warga. Rumah warga lainnya yang tercatat sebanyak 131 rumah, kata Memet, tidak dilakukan penanganan perbaikan karena kondisinya tidak parah, hanya beberapa genting dan asbes yang lepas.
"Sebanyak 131 rumah tidak dilakukan penanganan, karena terdampak yaitu genting dan atau asbes yang terbawa angin berjumlah antara satu sampai dengan 15 lembar, tidak tertimpa pohon," katanya.
Ia mengatakan selain bantuan perbaikan rumah, pihaknya juga sudah mendistribusikan bantuan logistik berupa makanan dan terpal untuk warga korban bencana alam. "Yang dibantu penanganan yang rumahnya tertimpa pohon, juga yang dibantu logistik sembako, terpal tidak semua, tapi yang membutuhkan saja," katanya.
Ia menambahkan saat ini berdasarkan laporan BMKG merupakan musim hujan yang berpotensi terjadi petir dan juga angin kencang, sehingga harus diwaspadai masyarakat untuk menghindari daerah yang berisiko tinggi bencana alam.
"Februari dan Maret harus diwaspadai karena bencana hidrometeorologi dapat menimbulkan longsor, banjir, pergerakan tanah, angin puting beliung," katanya.