PM Singapura Bela Kesepakatan dengan Taylor Swift Soal Konser Eksklusif di Asia Tenggara

Singapura jadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang lokasi tur dunia Taylor Swift.

EPA-EFE/JOEL CARRETT
Penyanyi-penulis lagu Taylor Swift hanya mampir di Singapura untuk tur dunia Eras Tour kawasan Asia Tenggara.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani, Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesuai permintaan Singapura, penyanyi Taylor Swift hanya akan tampil di negara kota tersebut dalam tur dunia "Eras Tour" di Asia Tenggara. Informasi itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat hadir dalam konferensi pers di Melbourne, Australia, pada Selasa (5/3/224).

"Agensi (kami) merundingkan kesepakatan dengannya untuk datang ke Singapura serta tampil dan menjadikan Singapura satu-satunya pemberhentiannya di Asia Tenggara," ujar Lee, dilansir AceShowbiz, Kamis (7/3/2024).

Menurut Lee, pendekatan tersebut berbuah manis bagi negaranya. Lee menegaskan bahwa dia tidak melihat itu sebagai tindakan yang buruk.

"Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat (terhadap negara tetangga)," kata Lee.

Sebelum Swift menggelar konser di Singapura, yang dimulainya pada Sabtu (2/3/2024), Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa mereka telah mengizinkan penyanyi berusia 34 tahun itu tampil di Singapura dengan ketentuan khusus. Informasi kesepakatan tidak dibagikan pada saat itu.

Baca Juga


Setelah pengumuman tersebut, sejumlah negara tetangga Singapura tampak kesal, sebut saja Thailand dan Filipina. Seorang anggota parlemen Filipina menyebut keputusan Singapura bukan merupakan tindakan yang dilakukan oleh negara tetangga yang baik mengingat konser Swift dapat menggerakkan perekonomian.

 

Sementara itu, dalam ASEAN Summit, Selasa (5/3/2024), Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, turut menyoroti strategi Singapura untuk "memonopoli" Swift. Pada Februari lalu, ia mengeklaim ada seorang promotor mengatakan kepadanya bahwa Pemerintah Singapura mensubsidi konser itu sekitar Rp 46 miliar hingga Rp 47 miliar per pertunjukan, dengan syarat Swift tidak boleh tampil di negara Asia Tenggara lainnya.

Meski begitu, Sekretaris Jenderal Perdana Menteri Thailand, Prommin Lertsuridej mengaku mengagumi Singapura karena mampu merealisasikan ide bisnis yang bagus dengan melakukan pendekatan terhadap Swift. Meskipun Thailand sudah memiliki undang-undang yang mengizinkan paket insentif seperti itu, pemerintah masih berupaya menghilangkan birokrasi dan menjadikan Thailand tempat yang lebih menarik bagi pertemuan internasional.

"Kami belajar dari satu sama lain," kata Prommin.

Terkait keberhasilan Singapura, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, meminta maaf kepada para penggemar Swift karena pencetak hits tersebut tidak mampir ke Indonesia. Dia membuat unggahan khusus di Instagram.

"Acara musik internasional, seperti konser Taylor Swift, memang berdampak besar pada perekonomian suatu negara. Tapi mohon maaf Swifties, Taylor Swift belum mampir ke Indonesia. Dibeli oleh Singapura. Namun, ini menjadi pelajaran bagi kami," ucap dia.

Di Singapura, Swift telah menggelar tiga konser, yakni pada 2 hingga 4 Maret 2024. Pelantun "Blank Space" ini dijadwalkan akan kembali tampil selama tiga hari berturut-turut mulai 7 hingga 9 Maret 2024.

Selama pertunjukannya pada Senin (4/3/2024), Swift tampak tidak sehat. Dalam video yang dibagikan penggemar ke TikTok, dia tampak batuk dan berdehem ketika membawakan single berjudul "Delicate".

Para Swifties, panggilan untuk penggemar Swift, meyakini bahwa dia sedang berjuang dengan gangguan pernapasan. Sementara itu, yang lain mengatakan dia batuk karena kelelahan dan terus-menerus melakukan perjalanan internasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler