Pengalaman Relawan Indonesia Puasa di Jalur Gaza, Tetap Bersyukur Meski Terbatas
Banyak warga Gaza beribadah puasa tidak bisa sahur karena tidak ada makanan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan menceritakan pengalamannya dalam menjalani Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina. Mereka sudah menjalani puasa pertamanya bersama warga Gaza pada Senin (11/3/2024).
Di tengah agresi yang masih terus dilancarkan Israel, mereka bersama warga Gaza lainnya tetap menjalankan ibadah puasa meski dengan segala keterbatasan.
“Tadi subuh kita sahur seadanya. Saya sendiri sahur dengan mi,” ujar Fikri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/3/2024).
Kendati demikian, Fikri merasa bersyukur masih ada makanan untuk sahur karena banyak warga Gaza beribadah puasa tidak bisa sahur karena tidak ada makanan. “Banyak warga Gaza, hari ini mereka puasa tapi tidak sahur karena keterbatasan stok bahan pangan yang mereka miliki,” ucap dia.
Fikri mengungkapkan data dari Kemenkes Palestina menyebutkan terdapat 2.000 tim medis yang hari ini ikut berpuasa, tapi tidak sahur karena selama 24 jam mereka harus merawat korban dan pasien. Tim medis ini, kata dia, mayoritas ada di Gaza Utara. Kondisi ini disebabkan bantuan yang masuk ke Gaza memang masih sulit, terutama untuk mencapai ke Jalur Gaza bagian utara.
Ketika tiba adzan Maghrib, Fikri...
Ketika tiba adzan Maghrib, Fikri bersama Reza ditemani satu relawan lokal kemudian berbuka puasa di ruangan tempat mereka mengungsi, di salah satu kamp pengungsian. Kamp pengungsian mereka berupa bangunan sekolah.
Mereka berbuka puasa bersama ribuan warga Gaza lainnya. Walaupun berbuka hanya dengan menu seadanya, namun mereka sangat bersyukur.
“Alhamdulillah, beginilah buka puasa di Jalur Gaza, seadanya dan bahkan banyak saudara kita yang lebih menderita lagi. Semoga kami terus istiqamah dan bisa menyalurkan bantuan,” kata Fikri.
“Kami berbuka puasa dengan roti, dicolek dengan daging kornet dan campuran lainnya yang dimasak seadanya. Setelah itu, dengan buah zaitun atau bisa dengan cabai atau daun bawang dan bombay sebagai lalapan,” ujar Fikri sambil menikmati makanan berbuka.
Relawan yang telah berada di Gaza sejak awal 2019 ini pun mengingatkan agar rakyat Indonesia terus mendoakan rakyat Gaza, khususnya mendokan agar gencatan senjata di Jalur Gaza bisa terlaksana.