Istiqlal Sebut Ramadhan Jadi Kesempatan Perkuat Toleransi Antarumat
Penting saling mengerti dan memahami agar rasa toleransi dapat dihayati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta, KH. Bukhori Sail Attahiri, mengatakan, Ramadhan menjadi kesempatan untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Ia menyebut, konsep toleransi sebenarnya diajarkan dalam Islam yang dikenal dengan istilah at-tasamuh. Manusia diajarkan untuk tidak semena-mena dan melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
"Karena kita ini hidup dalam suasana yang damai, berbeda kalau kita sedang dalam situasi perang, itu lain lagi kaidahnya. Hidupnya kita di negara Indonesia yang kondusif dan dinaungi oleh peraturan hukum yang berlaku, maka kita semuanya mengacu kepada regulasi pemerintah serta nilai dan norma masyarakat yang ada," kata Bukhori dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Bukhori menekankan pentingnya perasaan saling mengerti dan memahami agar rasa toleransi dapat dihayati oleh masing-masing individu. Dengan begitu, hubungan dalam masyarakat Indonesia bisa tetap kondusif walaupun berbeda suku, golongan, hingga keyakinan.
Ia mengingatkan pula bahwa konsep keseimbangan Hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan Hablumminannas (hubungan dengan manusia) adalah hal yang penting dilakukan secara bersama tanpa meninggalkan salah satunya.
Ia mencontohkan orang yang melakukan shalat di tengah jalan. Shalat adalah kewajiban, namun jika melakukannya di jalan maka membuat lalu lintas di suatu tempat menjadi terganggu.
"Ibadah shalat itu memang kewajiban kita sebagai Muslim dan itu bentuk penghambaan manusia kepada Allah, tapi pelaksanaan shalat di tengah jalan tentu tidak dibenarkan karena mengganggu lalu lintas. Dia hanya mengedepankan hubungan dirinya dengan Allah, tapi tidak memperhatikan hak-hak manusia lainnya untuk berlalu lintas. Oknum yang demikian bisa dikatakan ilmu agama dan pemahaman keislamannya masih rendah," kata dia menjelaskan.
Bukhori pun berpesan pada umat Islam agar dapat menjadikan ibadah puasa di tahun ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Walaupun diharuskan menahan lapar dan haus, ibadah puasa tidak hanya menyoal perkara jasmani, namun juga sebagai sarana perbaikan aspek rohani.
Keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa, kata Bukhori, akan menunjukkan kadar ketakwaan seseorang di hadapan Allah. Dalam ajaran Islam, orang yang bertakwa adalah orang-orang yang bisa memilih yang terbaik dan menghindari yang dilarang oleh Tuhannya.
"Manusia yang bisa menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT adalah yang dapat dikatakan bertakwa. Memiliki ketakwaan berarti punya kesadaran dan berupaya melalui tindakan preventif, supaya ia tidak termasuk dalam jurang yang dilarang oleh Allah SWT," kata dia.