Disebutkan 7 Kali dalam Alquran, Ini Makna Asmaul Husna Al-Lathif Sang Mahalembut
Allah SWT mempunyai salah satu nama yaitu Al-Lathif
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Grand Syekh Al-Azhar ke-48, Ahmed Al Tayyeb menyampaikan penjelasan tentang makna Al-Lathif, yang merupakan salah satu dari Asmaul Husna. Al-Lathif disebutkan sebanyak tujuh kali dalam Alquran.
Dia menjelaskan, kata "Al-Lathif" mengandung dua makna utama, yaitu ketersembunyian (al-khafa) dan kehalusan (ad-daqqah). Al-Lathif merujuk pada sesuatu tu yang tersembunyi dan sangat halus, yang tidak terlihat oleh mata, atau memerlukan pencarian yang sangat dalam untuk menemukan.
Dilansir laman Masrawy, Syekh Al-Azhar itu menyatakan bahwa makna "Al-Lathif" tidak hanya terbatas pada benda-benda fisik yang dapat dirasakan, tetapi juga mencakup entitas lain seperti pikiran, perasaan, cinta, kebencian dan sifat-sifat tercela serta hal-hal lain yang tidak nyata.
Ini menunjukkan perbedaan antara filsafat materialistik yang hanya berfokus pada materi fisik dengan filsafat yang lebih mendalam, yang lebih dekat dengan teologi.
Dia juga mengkritik dominasi filsafat empiris dan ilmiah yang hanya mengakui apa yang dapat diukur oleh panca indera.
Menurutnya, pandangan ini telah menjadikan banyak orang menjauh dari keimanan kepada Allah SWT dan justru membawa mereka pada keadaan keagamaan yang kritis.
"Mereka mengatakan bahwa apa yang ada di pikiran tapi tidak ada di indera adalah kebohongan. Ini adalah kata yang membenarkan kecenderungan yang menyimpang dari Allah subhanahu wa Ta'ala dan cenderung ateisme," tuturnya.
Lebih lanjut, Syekh Al Tayyeb menyampaikan, Al-Lathif" menunjukkan adanya eksistensi yang tersembunyi, yang jauh lebih dalam daripada apa yang dapat dirasakan oleh panca indera manusia.
Al-Lathif, sebagai salah satu Asmaul Husna, memberikan pengetahuan yang mendalam tentang makna filosofis dan teologis, serta menekankan adanya eksistensi yang halus dan tersembunyi di sekitar kita. "Al-Lathif adalah yang tersembunyi tapi ada," jelasnya.
Asmaul Husna memiliki keutamaan yang besar, salah satunya menjadi faktor seorang Muslim masuk surga.
Bagi siapa saja hamba yang mengetahui asmaul husna, meyakininya dan mengamalkannya maka baginya surga. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah RA Rasulullah bersabda:
عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَال: قَالَ رَسولُ الله صلى الله عليه وسلم: لله تِسْعَةٌ وَتِسَعُونَ اسْمًا مَائةٌ إلَّا وَاحِدَةً لا يَحْفَظُها أَحَدٌ إلا دَخَلَ الجَنَّةَ
"Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Tidak ada orang yang menghafalnya kecuali dia masuk surga." Dalam riwayat lain berbunyi, "Barang siapa yang menghitungnya maka masuk surga."
Sumber: Masrawy