Kemenperin Minta IKM Furnitur Terus Berinovasi Ikuti Tren Dunia

IKM furnitur bisa eksplorasi budaya dan mengemasnya modern dan ramah lingkungan.

Darmawan / Republika
Pengunjung memperhatikan display interior ruangan pada acara pameran International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) dan pameran Woodworking Machinery (WOODMAC) di Jiexpo Jakarta, Rabu (26/9).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian meminta agar pelaku usaha di industri kecil menengah (IKM) furnitur untuk terus melakukan inovasi guna mengikuti tren dunia.

Baca Juga


Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan, inovasi tersebut bisa dilakukan melalui eksplorasi kebudayaan di Tanah Air yang dikemas dalam bentuk yang modern. "Dengan catatan, tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam proses pembuatannya, serta mengikuti kaidah ekonomi sirkular," ujarnya.

Yeni mengatakan, apabila hal tersebut dapat dilakukan, Indonesia akan menjadi trendsetter dalam pengembangan gaya hidup yang berorientasi lingkungan (eco lifestyle furniture). Serta membuat iklim industri furnitur menjadi lebih baik.

Untuk mendorong para pelaku IKM furnitur untuk terus berinovasi, Kemenperin rutin menggelar pameran guna meningkatkan daya saing sektor tersebut. Salah satunya yakni Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) yang diselenggarakan pada 2–5 Maret 2024 lalu.

Ia menilai, ajang tersebut turut membuka akses pasar global bagi IKM furnitur. Sebab pameran itu tergabung dalam Circuit ASEAN and China Furniture Exhibition yang waktu pelaksanaannya berkesinambungan, dimulai dari Vietnam, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan China.

Ia mengatakan, hal yang menarik dari JIFFINA 2024 yakni pihaknya memiliki program business matching yang mempertemukan calon pembeli dengan para produsen di sektor furnitur. Oleh karena itu ia mengajak para pelaku IKM furnitur agar dapat berpartisipasi dalam belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD dengan memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Saya sangat berharap agar makin banyak industri furnitur yang mengurus sertifikat TKDN agar dapat menjual produknya di e-Katalog," ungkap Yeni.

Selain itu ia menyampaikan di tengah kondisi ketidakpastian global, sektor industri furnitur masih berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat pada 2023, industri furnitur berkontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 1,3 persen, dengan nilai kinerja ekspor mencapai 1,8 miliar dolar AS.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler