Profesor Korea Kritik Penayangan Film Exhuma Secara Ilegal di China
Saat Exhuma belum dirilis di China, warganet setempat disebut mengejek film itu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Seo Kyung-duk dari Universitas Wanita Sungshin, Korea Selatan, menyoroti masalah penayangan film Exhuma secara ilegal di China. Berdasarkan informasi dari Profesor Seo, halaman ulasan untuk Exhuma telah dibuat di platform ulasan konten China Douban pada 15 Maret dan ada 650 ulasan yang diposting di sana.
Profesor tersebut juga mengekspresikan keprihatinannya dengan mengkritik prevalensi distribusi ilegal konten Korea di Negeri Tirai Bambu itu. Dia mencatat tidak adanya rasa malu mengenai permasalahan tersebut.
Profesor Seo mengangkat isu penayangan ilegal ini sebagai bentuk responsnya terhadap warganet China yang mengejek Exhuma. Lebih lanjut, dia menggarisbawahi perilaku meresahkan dari beberapa warganet China melontarkan kritik tak berdasar pada platform media sosial seperti Weibo, X, dan lainnya. Perilaku itu didorong oleh perasaan inferiority complex.
“Dalam beberapa tahun terakhir, drama-drama dan film-film Korea telah menarik perhatian global yang signifikan, memperburuk rasa rendah diri di kalangan para warganet China,” ujar Profesor Seo, dilansir Allkpop, Ahad (17/3/2024).
Contohnya, meskipun film tersebut belum dirilis secara resmi di China, seorang warganet China mengejek para pemeran karena menggunakan tato. Postingan tersebut dengan cepat ditonton lebih dari enam juta kali dan memicu perdebatan sengit.
Beberapa warganet China mencemooh tato wajah Hanja yang digunakan Kim Go-eun dan Lee Do-hyun di Exhuma sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal”. Profesor Seo dengan cepat membalas mereka, “Jangan menonton secara ilegal” dan tanggapan untuknya sangat mengesankan.
“Meskipun kritik yang membangun sangat dianjurkan, saya ingin memperingatkan para warganet China agar tidak mengonsumsi konten Korea secara ilegal mulai saat ini,” kata dia.
Selain itu, Profesor Seo juga mendesak pihak berwenang China untuk campur tangan mengenai masalah-masalah ini. “Selama Olimpiade Musim Dingin Beijing, pihak berwenang China menerapkan langkah-langkah ketat untuk melindungi hak kekayaan intelektual dan mengekang distribusi ilegal maskot Olimpiade Bing Dwen Dwen dan Shuey Rhon Rhon,” ujar Profesor Seo.
“Itu jelas bahwa pihak berwenang China tidak mengabaikan masalah ini. Namun, mereka memilih untuk mengabaikan penayangan konten Korea tanpa izin,” kata dia.
Berikutnya, Profesor Seo lebih lanjut menyatakan, sangat penting bagi para otoritas China untuk mengakui pentingnya menghormati budaya negara lain dan mewujudkan pengakuan ini melalui tindakan nyata. “Fokus kami tidak hanya pada penciptaan konten berkualitas namun juga merancang sistem-sistem yang kuat dan dapat dilindungi dalam skala global,” kata Profesor Seo.
Exhuma disutradarai oleh Jang Jae-hyun. Film tersebut telah melampaui delapan juta pemirsa domestik dan hampir mencapai 10 juta pemirsa. Exhuma juga telah mendapatkan kesepakatan distribusi di 133 negara, dimulai dari Mongolia.