Berapa Jumlah Rakaat Tarawih Nabi Muhammad SAW?

Banyak ulama masih berselisih tentang berapa jumlah raakaat sholat tarawih.

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Umat muslim menggunakan perahu untuk berangkat melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Riyadhul Abidin, Ulu Gedong, Jambi, Jumat (15/3/2024). Banjir yang telah merendam kawasan itu sejak tiga bulan terakhir dan melumpuhkan akses jalan darat tidak menyurutkan umat muslim setempat untuk melaksanakan ibadah shalat Tarawih berjamaah di masjid.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Ramadhan, umat Islam melaksanakan sholat Tarawih berjamaah ataupun sendiri-sendiri. Tahukah Anda berapa jumlah rakaat sholat Tarawih yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW?

KH Ahmad Zarkasih dalam buku Sejarah Tarawih terbitan Rumah Fiqih Publishing tahun 2019 menjelaskan terkait hal ini. Menurut buku tersebut, banyak orang tahu bahwa sholat Tarawih itu ada ketetapan jumlah rakaat yang teriwayat dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabat Nabi.

Baca Juga



Ada yang menyebut 8 rakaat, tapi tidak sedikit yang mengatakan 20 rakaat atau bahkan ada yang lebih dari 20 rakaat. Padahal tidak seperti itu pelaksanaan sholat Tarawih dari sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang ini.

Dalam perjalanannya, justru sholat Tarawih dilakukan dengan variasi jumlah rakaat yang beragam dan berbeda-beda. Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukan sholat Tarawih atau Qiyam Ramadhan dengan jumlah rakaat yang bervariasi.

Itulah sebabnya kenapa banyak ulama yang sampai saat ini masih berselisih tentang berapa jumlah raakaat sholat Tarawih yang benar dan sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW.

Berapa jumlah rakaat sholat tarawih Nabi SAW?

Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh banyak sahabat termasuk istri beliau yakni Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu anha berkata bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan sholat malam dengan jumlah rakaat yang tidak tetap.

Sholat malam hari ini berbeda jumlah rakaatnya dengan jumlah rakaat malam kemarin. Begitulah riwayat yang sampai kepada kita dari para ulama-ulama pengumpul hadits.

Karena itu, setidaknya ulama berselisih tentang jumlah rakaat sholat malam, baik itu di saat bulan puasa Ramadhan atau juga di luar Ramadhan.

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ ، أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي بِاللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً. ثُمَّ يُصَلِّي، إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصُّبْحِ، رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ

Sayyidah Aisyah Radhiyallahu anha berkata, "Rasulullah SAW sholat malam sebanyak 13 rakaat. Kemudian ia sholat sunnah (qabliyah) Subuh jika mendengar adzan subuh dengan ringan." (HR Imam Malik)

عن عائشة * قَالَتْ : مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا
غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

Aisyah Radhiyalahu anha berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah lebih dari 11 rakaat sholat di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. (HR Imam Bukhari)

Dalam riwayat Imam al-Bukhari bahkan disebut...

 

Dalam riwayat Imam al-Bukhari bahkan disebutkan bahwa jumlah rakaat sholat malam Nabi Muhammad SAW kadang 7 rakaat, terkadang 9 rakaat atau bisa sampai 11 rakaat.

عَنْ مَسْرُوقٍ، قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ؟ فَقَالَتْ: سَبْعٌ، وَتِسْعٌ، وَإِحْدَى عَشْرَةَ، سِوَى رَكْعَتِي الفَجْرِ»

Sahabat Masruq Radhuaylahu anhu bertanya kepada Sayyidah Aisyah tentang sholat malamnya Nabi Muhammad SAW. Sayyidah Aisyah menjawab, 7 rakaat, 9 rakaat dan juga 11 rakaat. Itu tidak termasuk 2 rakaat fajar (qabliyah Subuh). (HR Imam al-Bukhari)

Dari banyaknya riwayat terkait jumlah rakaat yang dikerjakan Nabi s.a.w. dalam shalat malam, yang mana itu tidak disebutkan pasti, tapi jumhur ulama menganjurkan untuk dilakukan dalam format dua rakaat satu salam.

Sebagaimana disebutkan oleh Nabi s.a.w. sendiri dalam sabdanya:

صلاة الليل مثنى مثنى، فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة واحدة توتر له ما قد صلى

"Sholat malam itu 2 (rakaat) 2 (rakaat), jika kalian takut akan datangnya subuh, maka sholatlah satu rakaat (witir) sebagai penutup" (Muttafaq 'Alayh)

Tapi tidak juga mengapa melakukan dengan format yang berbeda dari 2 rakaat 1 salam; yakni dengan format empat rakaat langsung satu salam. Toh pernah juga diriwayatkan bahwa Nabi saw. melakukan shalat malam empat rakaat.

Sebagaimana disebutkan oleh sayyidah 'Aisyah...

Sebagaimana disebutkan oleh sayyidah 'Aisyah r.a.

قَالَتْ : مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا عن عائشة غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَل عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلُ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا

Dari Aisyah rahiyallahuanha berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah lebih dari 11 rakaat shalat di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. Beliau shalat empat rakaat, jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat lagi dan jangan juga ditanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat. (HR. Bukhari)

Hadits ini kemudian dikomentari oleh banyak ulama, bahwa maksud Nabi Muhammad SAW sholat empat rakaat itu tidak diartikan bahwa Nabi Muhammad SAW sholat dengan format empat rakaat satu salam. Akan tetapi, maksudnya adalah Nabi Muhammad SAW tetap sholatnya dua rakaat satu salam, hanya saja ketika sudah empat rakaat, Nabi Muhammad SAW tidak langsung berdiri lagi melainkan beliau istirahat.

Jadi, maksudnya empat rakaat-empat rakaat itu adalah Nabi Muhammad SAW setiap empat rakaat istirahat. Sholatnya tetap dengan format dua rakaat satu salam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler