7 Fakta Pemilu 2024, dari Kesuksesan Komeng Hingga Kegagalan Keluarga Hary Tanoe
Ada 7 fakta di Pemilu 2024 dari Komeng juara hingga kegagalan keluarga Hary Tanoe.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahapan demi tahapan pelaksanaan Pemilu 2024 sudah selesai. Dalam satu atau dua hari ke depan kemungkinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengumumkan hasil Pemilu serentak baik Pilpres maupun Pileg. Pemilu 2024 tentu memiliki kenangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Apalagi di Pemilu 2024 ini 50 persen lebih diikuti oleh anak muda yakni Generasi Z dan Generasi Milenial.
Dari sekian banyak fakta Pemilu 2024, ada beberapa fakta menarik yang menjadi sorotan publik. Mulai dari lolosnya komedian Komeng ke DPD RI tanpa banyak berkampanye, Ganjar keok di Jateng, hingga keoknya beberapa anggota legislatif yang selama ini vokal.
Berikut 7 fakta menarik seputar Pemilu 2024:
1. Kemenangan Komeng Modal Foto Nyeleneh
Komedian Alfiansyah alias Komeng dipastikan lolos ke DPD RI mewakili Provinsi Jawa Barat. Komeng total mendapatkan 5.3 juta suara. Raihan suara Komeng ini mengejutkan karena sebelumnya banyak publik termasuk yang berasal dari Jawa Barat tahu kalau komeng ikut nyaleg DPD RI.
Komeng mendapatkan suara signifikan karena pada surat suara, foto yang ia pasang adalah foto nyeleneh. Sehingga mata pemilih langsung tertuju kepada Komeng yang berada di nomor urut 10. Banyak juga video viral beredar ketika KPPS melakukan rekapitulasi, peserta yang hadir mengucapkan kata 'uhuy' setiap kali surat suara tercoblos nomor 10.
Keluarga Hary Tanoe gagal ke Senayan...
2. Tanoesoedibjo Sekeluarga Caleg Gagal
Nyaris semua anggota keluarga taipan Hary Tanoesoedibjo maju menjadi calon legislatif dari Partai Perindo. Hary Tanoe sendiri maju Dapil Banten III. Lalu sang istri, Liliana Tanaja Tanoesoedibjo maju di Dapil DKI Jakarta II.
Selanjutnya Angela Herliani Tanoesoedibjo yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Parekraf maju di Dapil Jawa Timur I. Selanjutnya adalah Valencia Herliani Tanoesoedibjo di Dapil DKI Jakarta III. Kemudian Jessica Herliani Tanoesoedibjo di Dapil Nusa Tenggara Timur II. Berikutnya Clarissa Herliani Tanoesoedibjo di Dapil Jawa Barat I. Satu lagi adalah Warren Haryputra Tanoesoedibjo di Dapil Jawa Tengah I.
Tanpa melihat perolehan suara masing-masing anggota keluarga Tanoesoedibjo, mereka sekeluarga dipastikan menjadi caleg gagal karena perolehan suara Perindo tidak mencukup syarat ambang batas masuk parlemen yakni 4 persen.
3. Ganjar Kalah di Jateng, Anies Kalah di DKI
Dua dari tiga calon presiden dan calon wakil presiden yang ikut kontestasi Pilpres adalah mantan Gubernur. Yakni Ganjar Pranowo mantan Gubernur Jateng dua periode dan Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta.
Semula, ada harapan dari pendukung keduanya dapat meraih suara signifikan di daerah yang pernah mereka pimpin. Tapi kenyataannya di DKI Jakarta dan Jateng, dimenangkan Prabowo Subianto. di Jateng, Ganjar hanya mendapatkan 7.827.335 suara. Sedangkan Prabowo mendapatkan 12.086.454 suara.
Kemudian di DKI, Prabowo mendapatkan 2.692.011 suara. Unggul tipis dari Anies yang mendapatkan 2.653.762 suara.
Aceh dan Sumbar konsisten...
4. Aceh dan Sumbar Konsisten di pihak yang kalah
Sejauh ini dua provinsi yang tidak dimenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah Aceh dan Sumatra Barat. Di dua provinsi tersebut, pasangan capres cawapres yang menang adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dengan begitu, Aceh dan Sumbar melanjutkan tren selalu berada di pihak yang kalah sejak Pemilu 2014 lalu.
Pada Pilpres 2014, di Aceh dan Sumbar yang menang adalah pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Secara nasional yang menang adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla. Begitu juga di Pilpres 2019, yang menag di Aceh dan Sumbar adalah Prabowo-Sandiaga Uno. Sementara yang menang secara nasional adalah Jokowi-Ma'ruf Amin.
5. Dipimpin Anak Presiden, PSI Tetap Kalah
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) konsisten menjadi perbincangan selama lima tahun terakhir. Walau berstatus partai non-parlemen, PSI selalu berhasil menjadi trending topic. Mulai dari selalu sentimen terhadap Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, ada kader viral karena makan tiga bayar dua di rest area sampai partai itu menunjuk putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep jadi Ketua Umum walau baru dua hari jadi anggota.
Walau rekapitulasi di KPU belum sepenuhnya rampung, namun dari Sirekap dan quick count, suara PSI tidak sampai 4 persen atau ambang batas lolos ke parlemen. Padahal ada beberapa pentolan PSI mendapatkan suara cukup tinggi di Pileg seperti Grace Natalie, Ade Armando, Giring dan Faldo Maldini
Suara untuk Caleg Almarhum...
6. Caleg Almarhum Tetap Dapat Ribuan Suara
Mantan bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni, terpantau tetap mendapatkan suara pada Pileg 2024 ini. Berdasarkan perhitungan di KPU Sumbar Ali Mukhni mendapatkan 1.434 suara untuk Pileg DPR RI untuk daerah pemilihan Sumatra Barat 2.
Padahal Ali diketahui sudah meninggal dunia pada Sabtu (28/10/2023) lalu. Ali Mukhni masih tercatat sebagai calon legislatif dari Partai Nasional Demokrat dengan nomor urut enam.
Dapil 2 Sumatra Barat meliputi Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, dan Kota Payakumbuh.
7. Satu Menteri dan Tiga Wamen Gagal ke Senayan
Satu orang Menteri dan tiga wakil menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo dipastikan gagal lolos menjadi Anggota DPR RI. Menteri yang gagal adalah Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga yang maju dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan DKI Jakarta I.
Dito hanya mendapatkan 55.560 suara. Dengan suara sebanyak itu, Dito berada di urutan 10 dari semua caleg yang maju di Jakarta 1. Sedangkan jatah kursi di Jakarta 1 hanya 6.
Kemudian tiga orang wakil menteri yang juga berpotensi gagal jadi Anggota DPR RI adalah Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah Noor, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Herliani Tanoesoedibjo, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Afriansyah yang maju di Dapil Jawa Barat V dipastikan gagal karena selain suaranya yang rendah, partainya, Partai Bulan Bintang juga gagal memenuhi ambang batas parlemen. Hal yang sama dialami Angela yang maju di Dapil Jatim I di mana Perindo juga gagal memenuhi ambang batas parlemen.
Sementara Jerry Sambuaga yang maju di dapil Sulawesi Utara dari Partai Golkar sebenarnya mendapatkan suara cukup tinggi yakni 82.405. Tapi perolehan suara Jerry kalah oleh Ketua DPD Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu yang mendapatkan 88.520 suara.