Hindari Gula Darah Naik, Jam Berapa Boleh Tidur Lagi Setelah Sahur?
Jangan biasakan tidur setelah sahur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur sesaat setelah sahur sangat tidak dianjurkan. Kebiasaan itu dapat berpengaruh pada potensi peningkatan gula darah di tubuh.
"Durasi dan waktu tidur berpengaruh. Jadi, paling ideal sebenarnya setelah makan jangan langsung tidur, minimal dua sampai empat jam setelah makan," kata dokter spesialis penyakit Rudy Kurniawan dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Dokter Rudy mengatakan, langsung tidur sesaat setelah sahur dapat memengaruhi kadar gula darah dan sistem pencernaan menjadi tidak optimal. Kebiasaan itu juga dapat menimbulkan permasalahan pencernaan seperti Gastro Esofageal Refluks Disease (GERD) dan masalah lambung lainnya.
Oleh karena itu, dr menyarankan untuk berusaha setelah makan tidak langsung berbaring. Sebaiknya, akukan aktivitas ringan atau duduk posisi tegak.
"Selain masalah gula, nanti muncul penyakit yang lain. Jadi, mungkin setelah makan atau setelah sahur bisa aktivitas dulu yang ringan habis itu lanjutkan tidur," kata dr Rudy.
Santapan berbuka puasa untuk pengidap diabetes juga harus dikontrol agar gula darah tidak melonjak. Makanlah dengan porsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan serat sesuai anjuran pemerintah dan WHO, serta kurangi gula, garam, dan lemak.
"Berbuka puasa dengan kurma sebanyak tiga atau lima butir saja," kata dr Rudy.
Kurma merupakan makanan yang memiliki indeks glikemik yang sedang hingga rendah. Itu artinya, makan kurma tidak membuat gula darah naik signifikan yang bisa menimbulkan gejala.
"Gula darah lebih itu bisa pusing, kadang merasa kayak orang haus, sering buang air kecil. Itu tanda berlebihan gula darah, sebaliknya kalau terlalu rendah seperti debar-debar, keringat dingin, itu juga bisa muncul," ucap dr Rudy.
Dokter Rudy mengatakan pengidap diabetes diperbolehkan berpuasa jika kadar gula darahnya dalam rentang yang terkontrol. Menurut literatur perhimpunan diabetes, kadar HbA1C penyandang diabetes harus terkontrol di bawah angka 5,7 persen.
Jika angka ini melebihi kadar yang ditentukan maka ada risiko yang cukup besar terjadi gangguan ketika diabetesi berpuasa. Sebaiknya, pengidap diabetes melakukan kontrol satu bulan sebelum puasa untuk mengetahui sejauh mana kondisi pasien dengan gula darah tinggi dan aturan pemakaian obat yang mungkin berubah selama puasa.
"Satu bulan sebelumnya penyandang diabetes datang ke dokter untuk cek gula darah, untuk dilihat secara risiko aman atau tidak, kemudian pengaturan obat-obatan juga penting," kata dr Rudy yang juga Pendiri Komunitas Sobat Diabet.