Muslim Indonesia Kelola Mushala di Bekas Restoran Sushi, Semarak di Bulan Ramadhan
Umat Muslim Jepang ikut melaksanakan sholat Jumat serta tarawih.
REPUBLIKA.CO.ID, ATSUGI -- Umat Muslim baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga Jepang melakukan berbagai aktivitas di mushala Ar-Rahmah. Mushala ini merupakan bekas restoran sushi di Kota Atsugi, Prefektur Kanagawa.
“Alhamdulillah, ini tahun ketiga kami melakukan kegiatan Ramadhan di mushala ini. Dulunya ini restoran sushi,” kata pemilik sekaligus pengelola mushala Ar-Rahmah Rieska Oktavia kepada Antara di Atsugi, Ahad (24/3/2024).
Rieska dan rekannya, Nurhanifah bersama membeli bangunan tersebut. Bangunan ini kini terdiri dari mushala, tempat tinggal, serta toko yang menjual berbagai produk Indonesia serta bahan makanan halal.
Dia melakukan renovasi sedikit demi sedikit untuk mengubah interior restoran menjadi mushala yang dilengkapi tempat berwudhu, bahkan kamar mandi bagi jamaah yang menginap.
Dalam kegiatan Ramadhan tahun ini, program di mushala tersebut terdiri dari buka puasa bersama setiap hari, Family Day pada Sabtu yang merupakan kegiatan untuk orang tua dan anak-anak, pesantren kilat selama dua hari satu malam, penerimaan zakat, infak dan sedekah, itikaf, dan sholat Idul Fitri.
Insya Allah ada program Idul Fitri...
“Insya Allah ada program Idul Fitri, Ied Ceria, ramah-tamah, kami biasanya menghidangkan masakan Indonesia lengkap dengan ketupatnya,” katanya.
Rieska mengatakan setiap harinya selalu ada jamaah yang datang. Bahkan umat Muslim Jepang ikut melaksanakan sholat Jumat serta tarawih. Ke depannya, dia ingin mengajak lebih banyak warga Jepang ke mushala tersebut dengan menyusun program yang lebih menarik bagi mereka
“Kemarin-kemarin itu buat saya pribadi masih deg-degan mengundang orang asing karena khawatir pelayanan kami belum bisa memadai. Tapi, pelan-pelan Alhamdulillah mencoba memberanikan diri,” ujarnya
Saat ini, mushala Ar-Rahmah sudah bekerja sama dengan Nihon Madani yang membantu kegiatan, seperti menerjemahkan materi kajian ke dalam bahasa Jepang agar menjangkau lebih banyak warga negeri sakura itu.
Terkait tantangan yang dihadapi, dia mengaku selama ini selalu ada saja pihak-pihak yang membantu baik itu untuk terlibat dalam kegiatan maupun biaya operasional.
Alhamdulillah saya sendiri merasakan Allah yang...
“Alhamdulillah saya sendiri merasakan Allah yang mencukupkan rezeki. Kayak waktu itu mau pasang AC, ada teman datang dari Amerika, dia liburan di sini. Dia ikut menyumbang. Saya belum membuka amplopnya. Ketika dibuka jumlahnya pas sesuai yang dibutuhkan,” katanya.
Rieska berharap ke depannya semakin banyak orang yang tahu tentang keberadaan mushala Ar-Rahmah dan turut memakmurkan ataupun membantu berbagai kegiatan.
“Harapan kami, kalau tempat ini digunakan banyak orang yang bersujud kepada Allah dan mendapat manfaat serta kebaikan, mudah-mudahan itu bisa menjadi syiar kita untuk dakwah di Jepang,” katanya.
Salah satu jamaah, Wahdaniah, mengikuti berbagai kegiatan di mushala Ar-Rahmah, mulai dari kajian, buka puasa bersama hingga sholat berjamaah. Ia merupakan perawat yang bekerja di Prefektur Gunma yang berjarak sekitar 166 kilometer dari musala tersebut.
“Kenapa saya datang jauh-jauh dari Gunma karena saya merasa menemukan keluarga baru di sini,” katanya.