Lewat Berkarya Bercerita, Anak-Anak Pemulung di Bantar Gebang Didorong Semangat Membaca
Program ini tidak hanya mengajak anak-anak membaca dan menulis saja.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di Indonesia, budaya membaca sangat memprihatinkan. Menurut data Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, Indonesia masih berada pada peringkat 68 dengan skor Matematika (379), Sains (398), dan Membaca (371), di mana Indonesia mengalami penurunan rata-rata skor literasi sebanyak 18 poin dibandingkan periode sebelumnya.
Penelitian ini mengevaluasi prestasi siswa di Indonesia dalam disiplin ilmu matematika, membaca dan sains yang dimana survei yang dilakukan oleh PISA melibatkan 690 ribu siswa dari 81 negara dan dilakukan setiap tiga tahun sekali untuk mengukur peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hasil PISA inilah yang menggerakan Erha Ultimate menggerakkan relawannya baik dari karyawan internal dan komunitasnya untuk membantu mengajar anak-anak pemulung yang berada dalam naungan Taman Baca Jendela Dunia Arya Noble Group di Bantar Gebang dengan Program Berkarya Bercerita.
Berkarya Bercerita adalah program yang digagas oleh Erha Ultimate untuk membantu meningkatkan pemerataan dan meningkatkan literasi anak-anak dengan mengajak membaca bersama selama 30 menit dan menceritakan kembali intisari buku yang dibaca.
Program Berkarya Bercerita ini rutin dilakukan oleh Erha Ultimate bersama dengan para relawan mulai dari tahun 2022 yang lalu. Kembali diadakan di Taman Baca Jendela Dunia Arya Noble Group di Bantar gebang, program ini diharapkan dapat membuat semangat membaca anak-anak kembali meningkat dalam kesehariannya.
Head of CSR & Corporate Relations Arya Noble Group (Erha) Oemar Saputra mengatakan bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju pengetahuan dan peluang.
"Melalui Program Berkarya Bercerita ini, kami sangat berharap dapat membantu meringankan beban para Guru untuk selalu mengingatkan anak-anak agar selalu menjaga semangat membaca. Kita tahu kondisi anak-anak ini hampir enam puluh persennya adalah anak pemulung yang tinggal di Bantar Gebang, untuk itu kita sangat menaruh harapan kepada mereka untuk bisa jadi lebih baik di kedepannya dengan rutin membaca dan menulis."
"Kita harapkan kedepannya mereka selalu mengingat pesan yang selalu ditanamkan dalam program Berkarya Bercerita, yaitu berkarya setinggi mungkin sampai mereka dapat memberikan kebermanfaatan untuk orang disekitarnya yang nantinya dapat mereka ceritakan dengan bangga kepada orang lain," katanya.
Program ini tidak hanya mengajak anak-anak membaca dan menulis saja, tapi Berkarya Bercerita juga selalu menitipkan pesan dari para volunteer kepada anak-anak untuk selalu menjadi anak-anak hebat di masa depan agar dapat menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dengan karya yang dibuat.
Seperti kisah Raffa, anak kelas empat SD yang tiap hari mengunjungi Taman Baca di Bantar Gebang ini mempunyai cita-cita sebagai dokter.
Malangnya, pada akhir tahun 2023 lalu, rumah Raffa yang berada persis di pinggir tumpukan sampah Bantar Gebang habis terbakar. Seluruh pakaian dan dokumen sekolahnya hangus terbakar. Hari ini, Raffa menunjukan semangatnya dengan mengikuti program berkarya bercerita di Taman Baca. Dengan kondisi yang ada, Raffa tidak pernah patah arah dan kehilangan semangatnya demi mewujudkan cita-citanya untuk menjadi Dokter, demi membanggakan orang tua yang sudah membesarkanya.
Di tengah keterbatasan ekonomi dan kurangnya akses terhadap pendidikan yang baik di Bantar Gebang, Raffa menjadi pelita ditengah keremangan literasi yang ada di sekolahnya, ia bertekad untuk meraih mimpi setinggi-tingginya sehingga dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman sesamanya. Lebih dari dua puluh orang relawan Erha Ultimate berpartisipasi untuk menginspirasi anak-anak pemulung di Bantar Gebang dalam program Berkarya Bercerita ini.