MUI Imbau Pemudik Tetap Puasa dan Sholat Lima Waktu

Pemudik juga bisa melaksanakan sholat jamak atau qashar.

Edi Yusuf/Republika
Peserta mudik bersiap naik bus pada program mudik gratis bertajuk Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024).
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim mudik lebaran 2024 telah tiba. Ratusan ribu orang diperkirakan akan pulang ke kampung halaman demi bisa berkumpul dengan keluarga.

Mereka rela melakukan perjalanan jauh dengan waktu tempuh belasan bahkan puluhan jam. Perjalanan jauh tersebut memungkinkan mereka meninggalkan kewajiban ibadah.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar mengimbau pemudik tetap melaksanakan puasa Ramadhan dan ibadah wajib lainnya, khususnya sholat lima waktu. Namun, Kiai Iskandar mengatakan bagi yang memenuhi syarat mengambil keringanan diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di luar bulan Ramadhan. Pemudik juga bisa melaksanakan sholat jamak atau qashar.

"Bagi yang tidak memungkinkan  melaksanakan sholat secara sempurna dibolehkan untuk sholat di kendaraan dengan niat menghormati waktu sholat (li hurmati al-waqti) dan mengulangnya di waktu lain yang memungkinkan melaksanakan secara sempurna," ujar Kiai Anwar dalam tausiyah yang dikeluarkan MUI jelang Idul Fitri 2024, Jumat (5/4/2024).

Kiai Anwar mengimbau selama perjalanan mudik agar mematuhi hukum berlalu lintas. Pemudik hendaknya bertenggang rasa dengan pemudik lainnya. Kiai Anwar juga mengingatkan pemudik agar menghindari bahaya di jalan raya yang dapat menghalangi niat silaturahmi pada lebara Idul Fitri 2024.

Selama perjalanan mudik, lanjut Kiai Anwar, pemudik harus tetap menjaga akhlak. Sebab menjaga akhlak selama perjalanan juga bagian dari syiar Islam. Sebagaimana perintah Alquran Surah al-Isra' ayat 37:

وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا

Wa lā tamsyi fil-arḍi marahā(n), innaka lan takhriqal-arḍa wa lan tablugal-jibāla ṭūlā(n).

Artinya: "Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung."

Kiai Anwar pun meminta pemerintah dan penyedia layanan publik wajib menjamin hak publik berupa tersedianya fasilitas dan layanan selama arus mudik lebaran. Fasilitas tersebut harus aman dan nyaman bagi semua orang termasuk disabilitas dan lansia.

"Sehingga kehadiran negara betul-betul dirasakan oleh rakyat di momen sakral perayaan hari besar keagamaan," kata Kiai Anwar. Rahmat Fajar

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler