Al Jazeera Rilis Bukti IDF Tembaki Warga Palestina Sedang Kumpulkan Bantuan, Ini Videonya
Warga Palestina yang ditembaki IDF itu lalu meninggal setelah diserang seekor anjing.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lembaga penyiaran berita internasional Al Jazeera merilis video yang menunjukkan tentara Israel (IDF) sengaja menembaki warga Palestina yang mengumpulkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Jumat. Rekaman baru yang diperoleh Al Jazeera diawali dengan sebuah pesawat tempur yang menjatuhkan bantuan di dekat pagar perbatasan utara Gaza.
Karena tidak tampak ada ancaman nyata, para pemuda Palestina terlihat mendekat untuk mengumpulkan bantuan. Namun, tentara Israel tiba-tiba menembak ke arah mereka.
Video tersebut memperlihatkan tentara Israel sengaja menembak berkali-kali ke arah salah satu pemuda tersebut. Usai terkena tembakan, pemuda Palestina itu kehilangan keseimbangan lalu terjatuh, bangkit dan kehilangan keseimbangan lagi.
Saat pemuda Palestina itu berusaha bergerak perlahan menjauh ke arah yang berlawanan dari tentara dan kendaraan Israel, tembakan terus menghujaninya, menyebabkan dia terkapar lagi. Video tersebut memperlihatkan seorang warga Palestina yang langsung terkena tembakan, berusaha mengangkat kepalanya sambil merangkak di jalan tanah dengan harapan mendapat pertolongan.
Namun tragisnya, ia meninggal akibat diserang anjing yang mendekat. Rekaman berdurasi tiga menit ini mendokumentasikan apa yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai tragedi buatan manusia di Gaza.
Organisasi media terkemuka, termasuk Al Jazeera, baru-baru ini mengungkap tentara Israel mengeksekusi warga sipil Palestina yang tidak bersenjata di Gaza dalam video lain. Diketahui, serangan Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan kematian sedikitnya 33.037 warga Palestina, termasuk 14.500 anak-anak dan 9.560 wanita, serta 75.668 lainnya luka-luka.
Laporan menunjukkan ribuan jenazah masih tertimbun reruntuhan. Sementara rumah sakit dan lembaga pendidikan tempat warga sipil mencari perlindungan menjadi sasaran, menghancurkan infrastruktur sipil.
Menurut Oxfam, masyarakat di Gaza utara terpaksa bertahan hidup dengan rata-rata 245 kalori per hari. Asupan kalori rata-rata itu mewakili kurang dari 12 persen dari rata-rata kebutuhan kalori harian orang dewasa - itu pun tidak memperhitungkan akses terhadap nutrisi yang tepat.
"Untuk buah-buahan dan sayur-sayuran yang masih tersedia dalam jumlah sedikit, kenaikan harga yang ekstrim karena kelangkaan telah membuat buah dan sayur tersebut tidak terjangkau oleh kebanyakan orang," kata Oxfam seperti dikutip Anadolu, Kamis (4/4/2024).
"Produk-produk nutri khusus dan pusat untuk merawat anak-anak kekurangan gizi juga sulit atau tidak ditemukan," demikian keterangan Oxfam.
Oxfam mengatakan anak-anak sudah sekarat karena kelaparan dan kekurangan gizi di wilayah tersebut. "Sebelum perang, kami dalam keadaan sehat dan memiliki tubuh yang kuat. Sekarang, melihat anak-anak saya dan saya sendiri, berat badan kami turun begitu banyak karena kami tidak makan makanan yang layak," kata seorang ibu yang terjebak di Gaza utara.
"Kami mencoba memakan apa pun yang kami temukan - tanaman liar, atau tumbuhan liar yang dapat dimakan setiap harinya hanya untuk bertahan hidup," kata dia seperti dikutip pernyataan resmi Oxfam.
Diperkirakan 300.000 orang masih terjebak di kawasan tersebut. LSM internasional itu menekankan bahwa kelaparan juga membuat masyarakat lebih rentan terhadap penyakit.
Pada saat yang sama, dampak kelaparan diperburuk oleh "penghancuran total infrastruktur sipil" yang dilakukan Israel seperti terhadap rumah sakit, layanan air, dan sanitasi di Gaza.
"Israel sengaja membuat pilihan untuk membuat warga sipil kelaparan," kata direktur eksekutif Oxfam Internasional Amitabh Behar.