PBNU Respons Jamaah Aolia yang Lebaran Duluan

Jamaah Aolia sudah melaksanakan sholat Ied.

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Umat muslim jamaah Masjid Aolia berjalan menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu.
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi atau yang akrab dipanggul Gus Fahrur turut menanggapi viralnya jamaah Masjid Aolia yang melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Fitri lebih awal. Jamaah yang  berada di daerah Gunung Kidul ini mulai memperingati lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024). 

Baca Juga


"Saya ingin menanggapi fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali," ujar Gus Fahrur kepada Republika.co.id, Sabtu (6/4/2024). 

Dia berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama agar beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu dan akal sehatnya, serta tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Allah SWT. 

"Agama itu tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama," ucap Gus Fahrur. 

Pada dasarnya, menurut dia, ibadah dalam Islam harus sesuai tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam  yang sudah jelas dalil-dalilnya dan garis-garisnya.  "Semua harus ilmiah, rasional dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum," kata dia

Dia pun mengimbau kepada masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggung jawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas.

"Tidak semestinya masyarakat gampang percaya pada siapa pun yang mengaku punya hubungan khusus dengan Gusti Allah tapi bertindak tanpa ilmu yang berkesesuaian dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam, karena Islam adalah agama yang dijalankan berdasarkan ilmu syariat," jelas Gys Fahrur. 

Menurut dia, masyarakat Indonesia tidak boleh terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu atau orang yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun. Karena, kata dia, hal itu tidak berarti dia memiliki keistimewaan di hadapan Gusti Allah SWT. Karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya.

"Hendaknya diwaspadai bahwa bangsa Jin dan setan juga bisa datang kepada siapa pun dan  mengaku-ngaku sebagai Gusti Allah atau malaikat untuk mengajak manusia kepada kesesatan. Benar dan salah seseorang dalam ajaran agama Islam hanya boleh diukur dengan ketentuan-ketentuan syariat sesuai tuntunan Aquran, hadist, qiyas dan ijma' para ulama," kata Gus Fahrur. 

Seperti diketahui, sebelumnya beredar sebuah video yang menampilkan jamaah Masjid Aolia yang melakukan perayaan Idul Fitri. Mereka jauh lebih lebih awal merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024).

Salah seorang pengurus Masjid Aolia yang viral di media sosial mengaku menetapkan hari raya Idul Fitri tahun ini setelah menghubungi Allah langsung.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah ta'ala. Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, satu syawalnya kapan? Allah taala ngendiko (bilang) tanggal limo (5 April)," ujarnya dikutip dari video yang viral.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler