Hizbullah Ubah Permukiman Israel di Utara Pendudukan Palestina Jadi 'Kota Hantu'

Dua kawasan, Shlomi dan Kiryat Shemona di utara Palestina mengalami kerusakan parah.

AP Photo/Ariel Schalit
Seorang petugas polisi Israel memeriksa bagian-bagian roket yang ditembakkan oleh kelompok militan Hizbullah Lebanon setelah menyerang pada malam hari di sebuah komunitas di Israel utara, dekat perbatasan dengan Lebanon, Rabu, 6 Maret 2024.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, memberikan pukulan telak terhadap permukiman Zionis di wilayah utara pendudukan Palestina, pada Senin (8/4/2024), sehingga mengubahnya menjadi "kota hantu" dan melumpuhkannya wilayah sepenuhnya. Menurut Al-Ahed News, media rezim Israel menerbitkan perhitungan mengenai perang yang sedang berlangsung antara pasukan rezim dan petempur Hizbullah, yang menimbulkan kehancuran pada semua aspek ekonomi, sosial dan pariwisata kehidupan para pemukim di wilayah pendudukan utara, pada khususnya pertanian.

Baca Juga


Dua permukiman Shlomi dan Kiryat Shemona di wilayah Isba al-Jalil, wilayah utara Palestina yang diduduki, mengalami kerusakan paling parah, dengan kerugian setengah juta shekel (Rp 2,15 miliar). Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kerugian finansial akibat perang di Gaza pada proyek perdagangan dan keuangan rezim diperkirakan mencapai 6 miliar dolar AS (Rp 95 miliar).

Ketua Dewan Pemukiman Metula David Azoulay, mengakui bahwa sekitar 100.000 pemukim tinggal di luar pemukiman mereka, setelah serangan Hizbullah. Media Israel memperkirakan kerugian pada pertanian mencapai 131 juta dolar AS (Rp 2,079 triliun), dan mencatat bahwa harga pangan meningkat 30 persen. Pendapatan sektor pariwisata juga mengalami penurunan hampir 73 persen.

Kejahatan Israel Serang Konvoi Bantuan - (Republika)

 

Pada akhir Maret lalu, Gedung Putih mengatakan tidak mendukung perang baru di Lebanon dan menekankan bahwa "memulihkan ketenangan" di sepanjang perbatasan adalah "prioritas utama", ketika ketegangan terus meningkat antara Israel dan Hizbullah. Pada 27 Maret 2024 misalnya, serangan Israel menewaskan 18 warga sipil dan paramedis dalam serangkaian serangan udara di Habbariyeh, Baalbek, dan Naqoura.

Kota-kota tersebut berada di Lebanon timur dengan Baalbek menjadi yang paling utara. Rentetan serangan rudal balasan dari Hizbullah menewaskan satu orang di Israel.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa AS mengawasi ketat pertempuran di sepanjang perbatasan, menekankan pemerintahan Biden "dengan amat sangat jelas kami tidak mendukung perang di Lebanon. Kami tidak ingin hal itu terjadi."

"Memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan tetap menjadi prioritas utama bagi Presiden Biden dan pemerintah. Kami yakin hal ini juga harus menjadi hal yang paling penting bagi Lebanon dan Israel,” katanya pada konferensi pers virtual.

"Kami akan terus bekerja mencapai resolusi diplomatik yang memungkinkan warga Israel dan Lebanon kembali ke rumah mereka masing-masing dalam keadaan aman dan nyaman, dan dapat tinggal di sana," tambah Kirby.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Lebanon mengatakan, pihaknya bermaksud untuk mengajukan pengaduan terhadap Israel karena menargetkan warga sipil dan paramedis. Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.

Eskalasi Israel-Lebanon terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32.500 warga Palestina menyusul serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang. Lebih dari 300 orang diperkirakan tewas di Lebanon, termasuk sedikitnya 247 pejuang Hizbullah. Hampir 20 warga Israel telah terbunuh, menurut data Israel.

 

Karikatur Opini Republika : Boikot Kurma Israel - (Republika/Daan Yahya)

sumber : Antara, IRNA-OANA, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler