Mesir akan Kirim 300 Truk Bantuan ke Gaza Setiap Hari
PBB menyebut Israel mencegah 75 persen misi kemanusiaan menuju Jalur Gaza utara.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir sejak Senin (8/4/2024) telah meningkatkan jumlah truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza melalui gerbang Rafah. Sebanyak lebih dari 300 truk telah masuk ke jalur Gaza, lebih dari periode lainnya sejak Israel meluncurkan kampanye pengebomannya.
Kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kairo memutuskan meningkatkan truk bantuan kemanusiaan harian, termasuk makanan, persediaan medis dan barang-barang penting menjadi minimal 300 truk sehari.
Sejak awal Ramadhan pada 11 Maret, 322 truk bantuan telah memasuki wilayah utara Gaza dari Mesir. Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, sebanyak 19.354 truk telah memasuki Gaza melalui Rafah. Truk tersebut membawa 19.952 ton pasokan medis, dan 23.453 ton makanan, menurut Rashwan.
"Truk-truk ini juga membawa 10.435 ton bahan bakar, 26.692 ton air, 44.103 ton bahan bantuan lainnya, dan 123 ambulans yang dilengkapi,” kata Rashwan dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (9/4/2024).
“Sekitar 3.764 warga Palestina yang terluka dan sakit, ditemani oleh 6.191 sahabat, telah memasuki Mesir dari Gaza untuk perawatan medis, bersama dengan 66.759 warga negara asing dan warga negara ganda, dan 6.330 orang Mesir,” tambahnya.
Israel memberlakukan pengepungan total...
Israel memberlakukan pengepungan total di Gaza pada 9 Oktober 2023, melarang masuknya makanan, bahan bakar atau persediaan medis dan memotong pipa air ke daerah kantong. Tidak ada bantuan yang diizinkan ke Jalur selama tiga minggu. Pasukan pendudukan mengancam akan menyerang turk yang berusaha memasuki Gaza melalui perbatasannya dengan Mesir.
Pada Januari, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan Israel telah mencegah 75 persen misi kemanusiaan menuju Jalur Gaza utara.
Pada Januari, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan badan internasional dan organisasi lain menghadapi proses verifikasi yang rumit dan beberapa penolakan yang tidak dapat dibenarkan terhadap barang-barang yang sangat dibutuhkan.
Dia menekankan puluhan relawan kemanusiaan telah menunggu selama berbulan-bulan untuk menerima visa mereka dari Pemerintah Israel, sementara semua orang di Gaza lapar.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan situasi sekarang telah meningkat, dengan kelaparan yang disebabkan oleh blokade Israel, menyebar ke seluruh kantong sebagai akibat dari terbatasnya ketersediaan makanan.