Jenderal AS: Ukraina akan Kalah tanpa Bantuan Amerika Serikat
Gedung Putih kesulitan mencari cara untuk mengirimkan bantuan ke Kiev
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komandan Wilayah Eropa Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS), Jenderal Christopher Cavoli, mengatakan Ukraina akan kehabisan peluru artileri dan interseptor pertahanan udara "dalam waktu yang cukup singkat" tanpa bantuan AS. Cavoli mengatakan hal itu membuat Ukraina rentan atau kalah total.
Pada Komite Angkatan Bersenjata House of Representative AS, Cavoli mengatakan saat ini Rusia menembakan lima peluru artileri untuk setiap satu peluru yang ditembakan Ukraina. Menurut dia, dalam beberapa pekan ke depan kesenjangan ini dapat menjadi 10 per 1 peluru.
"Bila satu pihak dapat menembak dan pihak tidak bisa membalasnya, pihak yang tidak bisa membalas akan kalah, jadi pertaruhannya sangat tinggi," kata Cavoli, Rabu (10/4/2024).
"Mereka sangat-sangat bergantung pada kami, pak ketua dan tanpa bantuan kami, mereka tidak mungkin menang," tambahnya.
Ketua House of Representatives AS yang berasal dari Partai Republik Mike Johnson menolak menggelar pemungutan suara undang-undang yang memberikan 60 miliar dolar AS ke Ukraina. Gedung Putih kesulitan mencari cara untuk mengirimkan bantuan ke Kiev yang berperang melawan invasi Rusia selama lebih dari dua tahun.
Serangan udara Rusia ke wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina menghantam sebuah klinik dan apotik, menewaskan setidaknya tiga orang.
Sudah lama Rusia melancarkan serangan ke Kharkiv dan wilayah sekitarnya. Namun beberapa pekan terakhir serangan-serangan itu semakin intensif, menghantam infrastruktur sipil dan energi.
Pemerintah Presiden Joe Biden mengungkapkan kekhawatiran lemahnya pendanaan untuk Ukraina. Bulan lalu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan ketahanan Ukraina dalam bahaya dan ingin berusaha menyakinkan sekutu-sekutu AS untuk berkomitmen pada Kiev.
Para pejabat AS mengatakan kurangnya dana yang tersedia sudah berdampak di medan pertempuran di Ukraina. Sementara pasukan Rusia terus maju dan pasukan Ukraina harus mengelola sumber daya yang terbatas.
Dukungan Eropa menjadi semakin penting ketika Biden kesulitan mendapatkan paket bantuan besar untuk Ukraina melalui Kongres sementara ia juga harus mengerahkan banyak energinya pada kebijakan luar negeri dalam perang di Gaza. Namun pejabat-pejabat AS mengatakan dukungan Eropa untuk Ukraina tidak akan cukup.