Warga Gaza Bersuit dan Berseru 'Allahuakbar' Saat Iran Serang Israel
‘’Siapa pun yang berani menyerang Israel adalah pahlawan bagi warga Palestina’’.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Serangan drone dan rudal Iran ke Israel mendapatkan sambutan hangat dari warga Gaza. Mereka menganggap ini balasan dari serangan Israel ke Gaza. Meski ada pula yang menyebut serangan ini sekadar ‘show’ tak menyebabkan kerusakan berarti bagi Israel.
‘’Untuk pertama kalinya, kami melihat roket yang tak mengahntam wilayah kami. Roket-roket itu mengarah ke wilayah Palestina yang diduduki Israel,’’ ujar Abu Abdallah Ahad (14/4/2024), merujuk wilayah yang kini dijadikan negara Israel pada 1948, bukan Tepi Barat dan Gaza.
Ia pun berharap persoalan di Gaza usai. ‘’Kami berharap jika Iran atau negara manapun terlibat perang menjadi solusi bagi Gaza. Amerika mestinya menyelesaikan masalah Gaza sampai ke akarnya,’’ kata Abu Abdallah, menggunakan nama panggilan.
Banyak warga Gaza merasa diabaikan oleh negara-negara tetangga mereka di Timur Tengah sejak Israel melakukan serangan ke Gaza yang menyebabkan lebih dari 33 ribu orang meninggal dunia. Sebaliknya, mereka merasa memperoleh dukungan dari pihak lain.
Yakni dukungan dari Iran dan proksi di kawasan khususnya sekutu Iran di antaranya Hizbullah di Lebanon yang juga merupakan sekutu pemerintahan Hamas di Gaza. Potongan gambit menunjukkan dukungan warga Gaza atas serangan Iran ke Israel.
Dalam tayangan yang beredar terlihat banyak warga Gaza, termasuk yang ada di dalam tenda penampungan, bersuit dan menyerukan kalimat ‘Allahu Akbar’ menunjukkan kegembiraan ketika langit terang karena roket Iran dan upaya pencegatan oleh Israel.
‘’Siapa pun yang memutuskan menyerang Israel, berani menyerang Israel saat semua dunia melayani Israel adalah pahlawan bagi warga Palestina tak peduli apakah kami berbagi atau berbeda ideologi dengan Iran,’’ kata Majed Abu Hamza (52).
Ayah tujuh anak dari Gaza City menggambarkan situasinya. ‘’Kami telah dibantai selama enam bulan dan tak satupun berani melakukan sesuatu. Sekarang Iran, setelah konsulatnya diserang, menyerang balik Israel. Ini membuat hati kami bergembira,’’ ujar Abu Hamza.
Iran melakukan serangan ke Israel untuk membalas kantor diplomatik mereka di Suriah pada 1 April lalu. Serangan ini menewaskan komandan Garda Revolusi. Hamas yang terlibat perang dengan Israel sejak 7 Oktober lalu, mendukung serangan Iran.
Hamas menyebut serangan ini hak alamiah dan pantas dilakukan Iran untuk membalas tindakan Israel. The Palestinian Popular Resistance Committee, kelompok bersenjata yang bersama Hamas melawan Israel di Gaza, menyatakan keterlibatan Iran bisa memacu semangat.
Ia pun menyatakan, "Bagi Israel, serangan ini merupakan paku terakhir bagi peti mati mereka." Meski demikian, tak semua mendukung serangan Iran ini, yang menyatakan serangan tersebut merupakan upaya Iran menjaga kedaulatan mereka.
"Tirai diturunkan untuk menyelamatkan muka …. Warga Palestina satu-satunya yang harus membayar harganya dengan darah dan tubuh mereka,’’ kata Munir al-Gaghoub, salah satu petinggi faksi Fatah yang mendukung pemerintahan Presiden Mahmud Abbas di Facebook-nya.
Beberapa orang di media sosial meyakini serangan ini sudah disetujui AS agar tak menimbulkan korban. Mereka menunjuk pada sampainya rudal dan drone ke Israel selama beberapa jam. Ini memberi waktu luas bagi Israel untuk menembak jatuh rudal dan drone itu.