Warga Keluhkan Gas Melon Langka, Wali Kota Semarang Cek Agen

Wali Kota Semarang juga mendapat keluhan harga gas elpiji yang naik 100 persen.

Bowo Pribadi
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu merespons keluhan warga yang kesulitan mendapatkan gas elpiji tabung ukuran tiga kilogram atau gas melon. Ia mendatangi agen penyalur gas elpiji di Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk mengecek ketersediaannya.

Baca Juga


“Kemarin saya mendapatkan beberapa keluhan kelangkaan gas dari masyarakat Kota Semarang. Kalaupun ada, harganya naik hampir 100 persen,” kata wali kota yang akrab dipanggil Ita itu, Jumat (19/4/2024).

Hal tersebut disampaikan Ita setelah melakukan peninjauan ke agen gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit, Kota Semarang. Ihwal harga gas melon, menurut dia, kemungkinan karena rantai distribusi yang panjang hingga sampai ke masyarakat.

“Seperti di sini, dari PT Nawolo Bersaudara menyampaikan, kalau dari agen harga gas elpiji tiga kilogram harganya Rp 14.250, sampai di pangkalan harganya Rp 15.500. Tetapi, sampai di konsumen atau masyarakat sudah sampai Rp 25 ribu-Rp 30 ribu,” kata Ita.

Padahal, Ita mengatakan, banyak yang memakai gas elpiji 3 kilogram ini dari kalangan UMKM dan masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan.

Ihwal stok atau pasokan gas melon, Ita mengatakan, dari Pertamina telah ditentukan waktunya. Begitu juga pendistribusian dari agen ke pangkalan. Di sela-sela waktu itu diduga terjadi kekurangan. “Dari agen juga menyampaikan bahwa sejak ada banjir memang ada kelangkaan elpiji 3 kilogram,” kata dia.

Ita mengaku sebelumnya sudah berkomunikasi dengan jajaran Pertamina mengenai pasokan gas melon. “Kami semalam juga sudah berkomunikasi singkat dengan manajemen Pertamina. Dari Pertamina menyampaikan kalau sudah ada penambahan elpiji 3 kilogram di Kota Semarang,” ujar dia.

Untuk memastikannya, Ita mengaku sudah mengecek ke sejumlah agen gas elpiji. Namun, menurut dia, banyak yang kosong. “Kalau yang elpiji 12 kilogram banyak sekali dan masyarakat mudah mendapatkan. Namun, yang tiga kilogram atau gas melon masih banyak yang kosong,” kata dia.

Menurut Ita, persoalan gas elpiji bersubsidi ini tidak hanya terjadi di Kota Semarang, tetapi juga di daerah lainnya. “Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah) karena banyak teman-teman bupati/wali kota lain juga banyak datang ke agen-agen akibat kelangkaan di daerah. Tidak hanya di Semarang,” ujarnya.

Ita mengaku akan berkomunikasi dengan pihak Pertamina untuk mencari solusi agar masalah ketersediaan gas elpiji tiga kilogram ini dapat segera teratasi, sehingga tidak dikeluhkan masyarakat.

Hasan, selalu penanggung jawab agen gas PT Nawolo Bersaudara, menyebut Pertamina sudah memberikan alokasi gas elpiji kepada agen sesuai ketentuan. “Kalau kami menyalurkan ke pangkalan pun sudah sesuai yang diberikan Pertamina. Tidak ada dikurangi maupun ditambahkan,” kata dia.

Menurut Hasan, kebutuhan masyarakat saat Lebaran yang meningkat kemungkinan membuat gas elpiji langka di pasaran. “Jadi, sebetulnya jumlah alokasi secara suplai dan demand ini sesuai kebutuhan. Peningkatan juga bisa karena mungkin kemarin UMKM-UMKM yang pulang kampung sekarang sudah mulai berjualan. Itu mungkin menambah kebutuhan,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler