Proteksi Penyakit Menular, Dokter Rekomendasikan 2 Vaksin Ini untuk Jamaah Haji
Vaksin yang wajib dari pemerintah adalah vaksin meningitis dan Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Internis) lulusan Universitas Indonesia (UI), Dirga Sakti Rambe, menyarankan seluruh jamaah haji melakukan vaksinasi sebelum berangkat guna meningkatkan proteksi diri dari risiko penyakit menular.
“Vaksin yang wajib dari pemerintah adalah vaksin meningitis dan Covid-19. Kedua vaksin ini dapat diakses secara gratis dan merupakan bagian dari program persiapan jamaah haji,” kata Dirga, Kamis (25/4/2024).
Dirga yang juga merupakan vaksinolog itu menuturkan vaksin meningitis dapat berfungsi sebagai pelindung dari penyakit meningitis yang bisa ditularkan oleh jamaah haji dari negara lainnya, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kelancaran ibadah serta mencegah penyakit tersebut ikut masuk saat jamaah pulang ke Indonesia.
Vaksin lain yang ia rekomendasikan adalah vaksin influenza dan pneumonia. Meski keduanya dapat diakses secara berbayar dan tidak wajib secara regulasi, namun vaksin influenza dapat melindungi jamaah dari infeksi virus yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan sistem pernapasan yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Sementara vaksin pneumonia memberi proteksi pada jamaah agar terhindar dari terkena radang paru-paru.
Menurut Dirga, keempat vaksin yang ia sebutkan itu sangat penting bagi semua jamaah haji, terutama bagi jamaah yang masuk dalam populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pasien dengan penyakit komorbid.
Keempat vaksin dapat membantu mencegah penyakit...
“Keempat vaksin dapat membantu mencegah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di sana dan merupakan bentuk ikhtiar agar jamaah tetap sehat dan seluruh rangkaian ibadah haji berjalan lancar,” kata Dirga,
Dirga mengatakan selain melakukan vaksinasi, jamaah juga perlu banyak meminum air putih agar tidak terkena dehidrasi selama beribadah. Mengingat kondisi cuaca sedang tidak menentu saat ini.
Sebagai bentuk proteksi yang lebih kuat, katanya, jamaah disarankan tetap mengenakan masker khususnya pada situasi tertentu. Misalnya, saat berada di suatu kawasan yang dilalui banyak orang.
Pemakaian masker juga dianjurkan bagi jamaah yang merasakan gejala tertentu agar tidak menularkan penyakit ke lebih banyak individu. “Jangan lupa juga untuk menghindari orang yang sedang mengalami batuk, pilek atau memiliki gejala penyakit lainnya,” kata dia yang kini berpraktik di Rumah Sakit EMC Pulomas tersebut.
Dirga turut mengingatkan bagi jamaah yang memiliki penyakit kronik seperti diabetes, penyakit jantung maupun komorbid lainnya untuk terus membawa obat dan mengonsumsinya secara rutin agar penyakit yang diderita tidak mengalami kekambuhan yang sering atau perburukan kondisi.