Ayat Alquran Ini Jelaskan Mengapa Kebanyakan Yahudi Selalu Diliputi Kehinaan
Orang Yahudi yang memiliki cukup banyak harta rela berpenampilan menjadi orang miskin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 112. Dalam tafsirnya dijelaskan bahwa kebanyakan orang-orang Yahudi selalu diliputi kehinaan karena sikap mereka yang durhaka dan melampaui batas.
Bahkan orang-orang Yahudi yang memiliki cukup banyak harta rela berpenampilan menjadi orang miskin agar tidak membayar jizyah di masa Nabi Muhammad SAW.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
Ḍuribat ‘alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim minan-nāsi wa bā'ū bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat ‘alaihimul-maskanah(tu), żālika bi'annahum kānū yakfurūna bi'āyātillāhi wa yaqtulūnal-ambiyā'a bigairi ḥaqq(in), żālika bimā ‘aṣaw wa kānū ya‘tadūn(a).
Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas. (QS Ali ‘Imran Ayat 112)
Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan ayat di atas. Setelah menjelaskan keadaan kebanyakan orang-orang Yahudi saat menghadapi orang-orang Islam, di sini dijelaskan keadaan orang-orang Yahudi setiap waktu dan saat yang telah mendarah daging, membudaya, dan melekat pada diri mereka.
Yaitu bahwa orang-orang Yahudi diliputi, sebagaimana satu bangunan meliputi penghuninya, diliputi oleh kenistaan, yakni ketundukan akibat kekalahan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada Allah.
Berpegang kepada Allah yakni...
Berpegang kepada Allah yakni ajaran agama-Nya, atau tunduk membayar jizyah (pajak) sebagai warga negara yang berhak memperoleh keamanan setelah tunduk pada pemerintahan Islam dan tali dengan manusia, yakni pembelaan dari kelompok manusia.
Bersamaan dengan kenistaan itu, orang-orang Yahudi juga kembali mendapat kemurkaan dari Allah, bukan hanya itu tetapi ditambah lagi bahwa mereka diliputi sehingga tidak dapat keluar dari kerendahan. Yang demikian itu, yakni sanksi-sanksi yang mereka alami ini karena mereka terus-menerus mengkufuri ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang memang tidak dibenarkan. Yang demikian itu, yakni kekufuran dan pembunuhan, disebabkan orang-orang Yahudi durhaka dan melampaui batas, yakni akibat telah mendarah dagingnya sifat melampaui batas dan kedurhakaan dalam diri mereka.
Kenistaan adalah rasa rendah diri karena penindasan dan kehinaan yang merupakan akibat jauhnya jiwa dari kebenaran, namun mereka tamak untuk meraih kegemerlapan duniawi. Nista berkaitan dengan jiwa, sedang kehinaan adalah kerendahan yang berkaitan dengan bentuk dan penampilan.
Orang-orang berpunya ketika itu berkewajiban membayar jizyah. Orang-orang Yahudi karena keengganan membayar jizyah menampilkan diri sebagai orang-orang tak berpunya dengan memakai pakaian-pakaian kotor dan lusuh.
Orang-orang Yahudi baru akan terbebaskan dari kenistaan dan kehinaan itu bila ada tali yang terulur dari Allah. Yakni pembelaan dan perlindungan dari Allah melalui para Nabi jika mereka taat memenuhi ajakan Nabi atau melalui perlindungan manusia, yakni kekuatan manusia. (Tafsir Al-Mishbah)