BRI Buyback Saham: Sinyal Kondisi Perseroan Jauh Lebih Baik Dibanding Prediksi Pasar

Secara konsolidasian, BRI mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun pada Kuartal I/2024

BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali melakukan proses buyback saham BBRI.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengatakan perusahaan melakukan pembelian saham kembali (buyback) BBRI untuk memberikan sinyal bahwa kondisi perusahaan jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan pasar (market).


Dalam keterangan di Jakarta, Rabu, perseroan menyebutkan bahwa harga saham BRI (BBRI) terpantau mengalami koreksi signifikan setelah publikasi laporan keuangan kuartal I 2024. Dengan mempertimbangkan respons pasar tersebut maka BRI melakukan proses buyback.

Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu R.K menambahkan bahwa manajemen memiliki fokus untuk memastikan perusahaan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat dalam jangka panjang, meskipun memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.

“Bagi long-term shareholders, penyempurnaan dan perbaikan yang kami lakukan saat ini, seharusnya memberikan benefit lebih tinggi,” kata Viviana.

Sebagai informasi, BRI telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BBRI maksimum sebesar Rp 1,5 triliun. Persetujuan didapatkan saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 13 Maret 2023. Proses buyback dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan setelah RUPST.

Hingga akhir kuartal I 2024, BRI membukukan kinerja positif di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan. Secara konsolidasian, BRI mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun di tiga bulan pertama 2024.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali melakukan proses buyback saham BBRI. - (BRI)

 

Hingga akhir Maret 2024, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen secara year on year (YoY). Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen di antaranya atau sejumlah Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit di sepanjang kuartal pertama tahun ini berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, di mana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen YoY.

Dirut BRI Sunarso mengatakan BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional. Hal ini mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97 persen penciptaan lapangan kerja di Indonesia dan menyumbang PDB di kisaran 61 persen.

Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024, lanjut Sunarso, BRI optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati.

“BRI akan lebih fokus merespons tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” kata Sunarso.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler