PMI Manufaktur RI Turun, Menperin: Banyak Libur Bulan Lalu

Indonesia tetap berhasil jaga PMI manufaktur terjaga di level ekspansif.

Republika/Shabrina Zakaria
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang, Senin (26/12/2022).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada April 2024 mengalami penurunan. Namun, Agus mengaku tetap gembira dengan angka tersebut. 

Baca Juga


"Saya sampaikan informasi yang fresh from the oven yang kami baru dapat pagi ini. PMI manufaktur pada April turun, tapi masih dalam angka yang sangat sehat dan solid yaitu 52,9 poin," ujar Agus saat temu bisnis Matching Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan dan Manufaktur, Kemenperin, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Agus menyampaikan, Indonesia tetap berhasil menjaga PMI manufaktur terjaga di level ekspansif selama 32 bulan berturut-turut. Menurut Agus, hal ini merupakan pencapaian luar biasa mengingat adanya sejumlah tantangan baik dari dalam dan luar negeri yang dapat memengaruhi pelaku usaha.

"Barangkali Indonesia satu-satunya negara di dunia yang bulan lalu libur 10 hari. Jadi saya cukup gembira melihat rilis dari PMI yang tetap menyatakan PMI kita tinggi relatif sangat solid dan sehat padahal ada libur 10 hari pada April," ucap Agus.

Tak hanya itu, Agus menilai dinamika geopolitik juga sedikit banyak mengganggu para pelaku secara psikologis. Oleh karenanya, Agus mengapresiasi para pelaku usaha yang memiliki kontribusi dalam menjaga level PMI manufaktur Indonesia berada di atas rata-rata negara lain.

"Alhamdulillah saya apresiasi seluruh pelaju usaha, termasuk IKM dan ritel yang punya kontribusi terhadap nilai PMI manufaktur tetap terjaga tinggi," ucap Agus. 

Agus menyebut capaian level ekspansif di PMI manufaktur selama 32 bulan berturut-turut merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Agus menyebut hanya ada dua negara yang mampu konsisten berada di level ekspansif selama hampir tiga tahun yakni Indonesia dan India. 

"Kita lihat beberapa negara kompetitor masih mencatat kontraksi di bawah 50 poin seperti Thailand, Malaysia, Jepang, dan Korsel, padahal mereka tidak ada libur 10 hari. PMI manufaktur Indonesia pun jauh di atas rata-rata Asia Tenggara yang 51,0 poin," kata Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler