39 Orang di Brasil Meninggal karena Hujan Deras
Bencana ini terjadi kekeringan selama dua tahun karena fenomena La Nina.
REPUBLIKA.CO.ID,RIO DE JENEIRO -- Hujan deras yang mengguyur negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil menewaskan 39 orang. Pihak berwenang setempat mengatakan total korban jiwa diperkirakan terus bertambah sebab puluhan orang masih dinyatakan hilang.
Pihak berwenang pertahanan sipil Rio Grande do Sul mengatakan 68 orang masih hilang dan setidaknya 24 ribu terpaksa mengungsi. Lebih dari setengah dari 497 kota di negara bagian yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina itu terdampak badai.
"Jumlah ini masih dapat berubah signifikan dalam beberapa hari ke depan saat kami akses kami ke lebih banyak wilayah bertambah," kata Gubernur Rio Grande do Sul Eduardo Leite, Jumat (4/5/2024).
Di beberapa kota, jalanan berubah menjadi sungai, banyak jalan dan jembatan yang hancur. Badai juga memicu longsor dan sebagian struktur bendungan di pembangkit listrik tenaga hidro ambruk. Pihak berwenang mengatakan bendungan kedua di Kota Bento Goncalves juga beresiko ambruk dan meminta warga yang tinggal di dekatnya segera mengungsi.
Sungai Guaiba, di Porto Alegre, Ibukota Rio Grande do Sul, meluap dan membanjiri jalan-jalan hingga memblokir akses ke pusat kota. Geografi Rio Grande do Sul merupakan titik pertemuan atmosfer tropis dan kutub hingga pola cuacanya antara hujan deras dan kekeringan.
Ilmuwan setempat yakin pola ini semakin intensif akibat perubahan iklim global. Hujan deras sudah mengguyur Rio Grande do Sul sejak September tahun lalu ketika siklus ekstratropis menyebabkan banjir yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Bencana ini terjadi kekeringan selama dua tahun karena fenomena La Nina yang mengakibatkan hanya sedikit hujan yang turun. Presiden Luiz Inacio Lula da Silva sudah berkunjung ke daerah-daerah terdampak di negara bagian itu pada Kamis (2/5/2024) dan membahas upaya penyelamatan dengan gubernur.
Di Brasilia, Lula berjanji pemerintahnya akan mendukung upaya penyelamatan dan rekonstruksi.